Media Asuransi – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) direncanakan akan melangsungkan right issue sebesar 3,6 miliar saham atau setara 25 persen dari modal disetor untuk memperkuat struktur permodalan. Untuk memuluskan rencana tersebut Summarecon akan meminta persetujuan dari para pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang direncanakan akan digelar pada 1 April 2021.
Manajemen PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mengatakan rencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dalam upaya untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Adapun periode pelaksanaan, sesuai peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tidak lebih dari 12 bulan setelah mendapat persetujuan dalam RUPSLB. Harga pelaksanaan rights issue juga akan diumumkan setelahnya.
“Rights issue ini diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan perseroan, sehingga memberikan dampak yang positif terhadap kegiatan usaha, kinerja perseroan, serta daya saing perseroan dalam industri properti dan hospitality di Indonesia,” kata manajemen Summarecon dikutip Media Asuransi pada keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu 24 Februari 2021.
Baca Juga:
- MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 24 Februari 2021
- Erdikha Sekuritas: IHSG Cenderung Melemah
- Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Terkonsolidasi
Menurut manajemen, struktur permodalan yang akan dibangun melalui right issue tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan daya saing perseroan kedepan. Sehingga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap pendapatan dan laba bersih perseroan.
“Pada akhirnya, hal tersebut akan memberikan imbal hasil nilai investasi bagi seluruh pemegang saham. Selain itu, penambahan modal ini memberikan pengaruh kepada pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD, karena bisa terkena efek dilusi kepemilikan saham,” katanya.
Sebelumnya Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung Jemmy Kusnadi mengatakan perseroan akan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp500 miliar. Capex perseroan akan digunakan untuk mengakuisisi lahan dan pengembangan properti investasi.
Perseroan optimistis terhadap prospek pasar properti tahun ini dengan menaikkan marketing sales sekitar 6 persen dari realisasi 2020 yang sebesar Rp3,3 triliun menjadi Rp3,5 triliun di tahun 2021.
“Kami menargetkan sekitar 60 persen dari marketing sales berasal dari penjualan landed house. Untuk pembelian lahan, kami juga harapkan bisa menopang marketing sales tahun 2021 ini,” pungkasnya. One
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News