Pertumbuhan Bisnis Asuransi di Kawasan Asia-Pasifik Melambat di 2025, Ada Apa?
1

Pertumbuhan Bisnis Asuransi di Kawasan Asia-Pasifik Melambat di 2025, Ada Apa?

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Laporan APAC Market Watch terbaru dari Gallagher Re menyatakan pertumbuhan premi di pasar asuransi Asia-Pasifik melambat pada 2025 di tengah meningkatnya persaingan dan tantangan ekonomi. Studi itu menyoroti bahwa dalam lingkungan ini kualitas underwriting dan ketahanan portofolio menjadi pembeda utama.

Melansir Insurance Asia, Selasa, 28 Oktober 2025, laporan tersebut menemukan pertumbuhan premi asuransi umum terus berlanjut di seluruh kawasan pada 2024, meskipun dengan laju yang lebih lambat di banyak pasar.

|Baca juga: 6 Saham Pilihan dari BNI Sekuritas untuk Trading Hari Ini

|Baca juga: 4 Menu Saham Wajib Masuk Portofolio untuk Jemput Cuan Hari Ini

Vietnam dan Filipina memimpin dengan pertumbuhan PDB masing-masing sebesar 7,1 persen dan 5,7 persen, sementara pertumbuhan premi asuransi umum di Vietnam (15,8 persen), India (12,8 persen), dan Malaysia (7,7 persen) melampaui ekspansi ekonomi secara keseluruhan.

Pasar-pasar yang sudah mapan seperti Singapura (tiga persen), Korea Selatan (2,2 persen), dan Thailand (0,8 persen) mengalami pertumbuhan yang lebih lemah. Gallagher Re mengatakan ketidakpastian ekonomi, perlambatan perdagangan global, dan penurunan suku bunga membebani imbal hasil investasi.

Perusahaan asuransi didesak untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan disiplin modal agar tetap tangguh. Sedangkan bencana alam tetap menjadi tantangan utama, dengan peristiwa-peristiwa besar di 2025 termasuk gempa bumi Myanmar-Thailand dan Siklon Alfred di Australia.

|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Salurkan 74% Dana Pemerintah hingga September 2025

|Baca juga: Melesat 13%, Bank Mandiri (BMRI) Bukukan DPK Rp1.884 Triliun di Kuartal III/2025

Laporan tersebut mencatat meningkatnya minat terhadap asuransi parametrik dan obligasi bencana, di samping upaya regulasi yang lebih besar untuk mendorong ketahanan iklim. Modernisasi regulasi juga membentuk kawasan ini. Sebagian besar pasar APAC telah mengadopsi atau sedang menerapkan IFRS 17 dan meningkatkan rezim modal berbasis risiko.

Langkah-langkah liberalisasi membuka peluang baru, sementara meningkatnya aturan perlindungan data dan tata kelola AI diperkirakan akan mendorong permintaan asuransi siber.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Memacu Literasi Asuransi di Tengah Tantangan Ekonomi
Next Post IHSG Lanjut Terkoreksi di Sesi I

Member Login

or
403 Forbidden

403

Forbidden

Access to this resource on the server is denied!


Proudly powered by LiteSpeed Web Server

Please be advised that LiteSpeed Technologies Inc. is not a web hosting company and, as such, has no control over content found on this site.