Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II/2020, terkontraksi sebesar 5,32 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu secara kuartalan, yakni Kuartal II/2020 dibandingkan dengan Kuartal I/ 2020, perekonomian terkontraksi 4,19 persen. Hal ini disampaikan Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, 5 Agustus 2020.
Menurut jenis pengeluaran, semua komponen mengalami kontraksi. Sektor hotel dan restoran mengalami kontraksi sebesar 16,53 persen sedang konsumsi rumah tangga tercatat kontraksi hingga 5,51 persen. Hanya ada dua komponen yang masih mencatat pertumbuhan positif di Kuartal II/2020, yakni perumahan dan perlengkapan rumah tangga yang tumbuh 2,36 persen, serta kesehatan dan pendidikan yang tumbuh 2,02 persen.
Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada Kuartal II/2020 mengalami kontraksi sebesar 8,61 persen, dengan seluruh komponen terkontraksi. Sedangkan konsumsi pemerintah terkontraksi 6,90 persen. “Kalau kita lihat, kontraksi konsumsi pemerintah terjadi pada penurunan realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja pegawai. Sedangkan bansos naik 55,87 persen,” ujar Suhariyanto. Edi
Pertumbuhan Ekonomi Q-2 2020 Minus 5,32 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2020, terkontraksi sebesar 5,32 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu secara kuartalan, yakni kuartal kedua 2020 dibandingkan dengan kuartal pertama 2020, perekonomian terkontraksi 4,19 persen. Hal ini disampaikan Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, 5 Agustus 2020.
Menurut jenis pengeluaran, semua komponen mengalami kontraksi. Sektor hotel dan restoran mengalami kontraksi sebesar 16,53 persen sedang konsumsi rumah tangga tercatat kontraksi hingga 5,51 persen. Hanya ada dua komponen yang masih mencatat pertumbuhan positif di kuartal kedua 2020, yakni perumahan dan perlengkapan rumah tangga yang tumbuh 2,36 persen, serta kesehatan dan pendidikan yang tumbuh 2,02 persen.
Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada kuartal kedua 2020 mengalami kontraksi sebesar 8,61 persen, dengan seluruh komponen terkontraksi. Sedangkan konsumsi pemerintah terkontraksi 6,90 persen. “Kalau kita lihat, kontraksi konsumsi pemerintah terjadi pada penurunan realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja pegawai. Sedangkan bansos naik 55,87 persen,” ujar Suhariyanto. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News