1
1

Pertumbuhan Pariwisata Labuan Bajo, Jangan Sampai Meninggalkan Masalah Sosial

Labuan Bajo salah satu destinasi wisata premium di Indonesia timur. | Foto: indonesia.travel.id

Media Asuransi, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Diah Pitaloka, meminta pembangunan massif di sektor pariwisata jangan sampai meninggalkan persoalan di sektor sosial masyarakat yang tak kunjung diselesaikan.

Hal itu disampaikan dalam Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Tim Komisi VIII DPR RI ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah dalam menyelesaikan persoalan sosial, yang justru sekarang dimajukan wilayah ini terutama sektor pariwisata yang tinggi. Jadi, persoalan sosial juga jangan sampai tidak diperhatikan. Ini salah satu tujuan kunjungan Komisi VIII ke sini agar persoalan sosial perlu mendapatkan perhatian khusus,” ujar Diah, dikutip dari laman setkab, 18 Februari 2023.

|Baca juga: Ramai-Ramai Gandrungi Sport Tourism

Beberapa persoalan sosial yang disoroti Komisi VIII antara lain kasus stunting, kekurangan air, kekerasan terhadap perempuan, termasuk pemasungan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Terkait dengan penanganan ODGJ, Diah mengusulkan adanya panti atau rehabilitasi sosial, sehingga persoalan sosial ini punya ruang. “Misalnya, ODGJ di sini seharusnya ada rumah sakit jiwa. Sehingga, semoga adanya panti atau shelter yang bisa menjadi tempat penampungan apabila keluarganya tidak mengurus,” jelasnya.

Untuk penanganan stunting, dia berharap adanya integrasi anggaran. Menurutnya, problem stunting ini tidak bisa ditangani secara parsial, tapi yang penting juga pendampingan dan pemahaman masyarakat.

Dalam kunjungannya, Komisi VIII DPR bersama Kementerian Sosial menyerahkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 20.887 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebesar Rp74,781 miliar lebih, bantuan trailer angkutan air bersih untuk BPBD Kabupaten Manggarai Barat, dukungan bantuan pembiayaan ekonomi bagi perempuan kelompok rentan, DAK Non-Fisik bantuan perlindungan dan anak tahun anggaran 2023 sebesar Rp438,8 juta, bantuan Komisi VIII dan Kemensos RI Program Keserasian Sosial Tahun 2023 sebesar Rp150 juta, dan penyerahan bantuan atensi sebesar Rp114 juta.

“Semoga (bantuan) itu bisa berkontribusi  kepada masyarakat yang ada di pulau-pulau dan pegunungan yang mungkin akses terhadap sumber-sumber mata pencaharian tidak mudah. Karena kita paham di daerah pulau-pulau atau daerah konservasi kepulauan itu, tidak lagi leluasa mencari ikan, baik ketika musim tinggi atau ketika pendapatan dari penghasilan nelayan itu rendah. Nah ini memang berarti harus diintervensi, alhamdulillah PKH-nya cukup banyak. Semoga bisa terjangkau sampai ke daerah terpencil,” tuturnya.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Delil Khairat: Hardening Market Masih Bertahan Efek Pandemi Covid-19
Next Post Pengertian Waralaba dan Syarat untuk Memulai Usaha

Member Login

or