1
1

Perubahan Iklim hingga Ketidakpastian Ekonomi Bawa Risiko Signifikan untuk Transisi Energi

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – AXIS Capital Holdings Limited, perusahaan asuransi spesialis, merilis laporan bertajuk ‘Navigating Risk in the Energy Transition‘. Laporan ini mengkaji dampak risiko seperti perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi, dan keragu-raguan investor terhadap inovasi teknologi dalam transisi energi.

Perubahan iklim sebagai pendorong utama transisi energi juga membawa risiko signifikan. Peristiwa cuaca ekstrem mengancam aset fisik perusahaan dan operasi bisnis. Risiko lainnya termasuk volatilitas harga energi, gangguan rantai pasokan, peraturan yang berkembang, dan gangguan teknologi.

Menurut laporan tersebut, lebih dari dua pertiga 69 persen pembeli energi industri memperkirakan krisis iklim akan memengaruhi kinerja perusahaan mereka, termasuk pendapatan, biaya, dan investasi.

Alasan utama bisnis mengambil tindakan proaktif terhadap iklim adalah keberlanjutan bisnis jangka panjang 49 persen, kepatuhan terhadap peraturan 49 persen, dan kepedulian terhadap iklim 47 persen.

|Baca juga: Sebelum Dimerger, Ini Peringkat dari Fitch untuk Bank Commonwealth

“Peralihan ke ekonomi karbon yang lebih rendah adalah salah satu tantangan terbesar zaman kita dan membutuhkan kita semua -bisnis, pemerintah, komunitas, dan individu- untuk bekerja sama mencapai tujuan iklim kita,” kata Presiden dan CEO AXIS Vince Tizzio, dikutip dari laman Reinsurance News, Rabu, 19 Juni 2024.

Dengan menerbitkan laporan ini, AXIS bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko dan tantangan yang terlibat dalam transisi energi dan mengidentifikasi bagaimana pemangku kepentingan industri energi dapat secara proaktif dan kolaboratif mendukung bisnis dalam perjalanan mereka.

Investasi dalam efisiensi energi diidentifikasi sebagai strategi kunci untuk aksi iklim dan merupakan bentuk investasi transisi yang paling populer. Tren ini sebagian didorong oleh krisis energi baru-baru ini dan eksposur terhadap volatilitas harga bahan bakar fosil dan komoditas.

Namun, kesiapan untuk menangani urgensi transisi energi masih terbatas, dengan sebagian besar responden merasa hanya cukup siap 55 persen atau tidak terlalu siap sebanyak empat persen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Lonjakan Suku Bunga Buat ROE Reasuradur Global Melesat
Next Post Swiss Re Perluas Solusi Penjaminan Asuransi Jiwa ke Wilayah Asia-Pasifik

Member Login

or