1
1

Perusahaan Asuransi Syariah asal Dubai Salama Merger dengan Takaful Emarat

Ilustrasi Industri Asuransi Nasional. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Perusahaan asuransi syariah asal Dubai Salama telah mengkonfirmasi bahwa mereka telah memperoleh persetujuan peraturan awal untuk merger dengan Takaful Emarat dan juga dalam negosiasi untuk mengakuisisi saham di perusahaan asuransi ketiga, Aman.

Seperti dilansir dari Zaywa, menurut keterangan perusahaan kepada Dubai Financial Market (DFM), langkah tersebut akan mengangkat Salama menjadi salah satu dari lima perusahaan asuransi syariah terbesar di dunia.

Penggabungan antara Salama dan Takaful Emarat diantisipasi menjadi transaksi non-tunai melalui penerbitan saham tambahan oleh Salama kepada pemegang saham Takaful Emarat untuk menyempurnakan merger.

Transaksi ini diharapkan dapat saling melengkapi dan menambah nilai bagi pemegang saham. Salama mengharapkan sinergi merger yang signifikan setelah selesai.

|Baca juga: Kerugian Asuransi Badai Ian di Florida Diperkirakan Capai US$40 Miliar

Salama saat ini adalah perusahaan Takaful terbesar di UEA. Setelah menyelesaikan transaksi ini, Salama berharap dapat memperluas posisinya sebagai pemimpin pasar di UEA dan diharapkan menjadi salah satu dari lima perusahaan takaful terbesar di dunia.

Pada bulan Agustus, Takaful Emarat melaporkan kerugian sebesar AED5,88 juta (US$1,6 juta) dalam hasil keuangan kuartal kedua, dengan auditor EY mengatakan telah gagal memenuhi persyaratan modal minimum sebesar AED100 juta, sementara Salama sendiri mengumumkan pengurangan modal sebesar US$108 juta.

Salama mengatakan pihaknya juga telah memulai negosiasi dengan Dubai Islamic Insurance and Reinsurance Company PSC (Aman) untuk mengakuisisi sebagian dari portofolio takaful umum, medis, dan keluarga Aman. Transaksi ini tunduk pada uji tuntas, negosiasi lebih lanjut antara para pihak, dan persetujuan peraturan.

Sebelumnya, S&P memperkirakan pada bulan Agustus bahwa akan ada konsolidasi lebih lanjut untuk perusahaan asuransi Islam GCC setelah penggabungan Dar Al Takaful dan Wataniya. Laporan S&P mengatakan perusahaan asuransi Islam GCC perlu menyesuaikan tarif premi di tengah persaingan yang ketat.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Reasuransi Blockchain Re asal AS Raih Pendanaan Awal US$14 Juta
Next Post Bank Muamalat Gandeng 7 Bank Syariah

Member Login

or