Banyak faktor yang mempengaruhi besar kecilnya premi. Faktor tersebut antara lain, usia tertanggung asuransi, cakupan perlindungan asuransi, gaya hidup atau rekam medis tertanggung, jenis kelamin, sampai sektor pekerjaan tertanggung.
Makin lengkap manfaat perlindungan asuransi, semakin mahal preminya. Termasuk skala risiko tertanggung. Bila tertanggung memiliki risiko lebih tinggi, otomatis preminya lebih mahal. Contohnya, orang yang punya penyakit bawaan atau turunan, perokok aktif, atau orang yang kelebihan berat badan.
Pada asuransi kesehatan, premi asuransi dapat dibayarkan secara bulanan, kuartalan, semesteran, dan tahunan. Namun umumnya, pembayaran premi lebih sering dilakukan dengan bulanan atau tahunan.
|Baca juga: 7 Cara Cerdas Hemat Premi Asuransi
Kedua tipe pembayaran tersebut memiliki keuntungan dan kerugian. Berikut plus dan minus membayar premi asuransi bulanan dan tahunan menurut Sequis:
Pembayaran Premi Bulanan
1. Tidak perlu menyiapkan dana besar karena dibayarkan dalam skema cicil tiap bulan.
2. Potensi lapse (asuransi ditangguhkan atau tidak berlaku) cenderung besar. Kondisi ini kerap terjadi karena nasabah biasanya lupa membayar premi pada tanggal atau jangka waktu yang sudah ditentukan
3. Harus sigap menyisihkan uang usai gajian untuk membayar premi. Nasabah juga dituntut untuk tidak tergiur menggunakan uang di sisa rekening agar premi bisa dibayarkan secara auto debit.
Pembayaran Premi Tahunan
Lantas, metode pembayaran mana yang lebih baik? Kedua metode sama baiknya. Tinggal menyesuaikan kondisi keuangan nasabah. Bila punya dana lebih, sebaiknya pilih metode pembayaran premi tahunan karena akan mendapatkan keuntungan di atas. Namun bila bujet terbatas, ada baiknya pilih pembayaran premi bulanan agar arus kas bulanan lebih stabil.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DBS: Hong Kong Jadi Investor Asing Paling Strategis dan Konsisten untuk Indonesia
Selasa, 24 Juni 2025Graha Layar Prima (BLTZ) Raih Pinjaman Rp264 Miliar dari Bank KB Bukopin
Selasa, 24 Juni 2025
