Media Asuransi – Meski sempat kembali terkontraksi pada periode Juli, PMI Manufactur Indonesia diperkirakan bakal kembali mencatatkan ekspansi pada periode Agustus 2021 seiring dengan pelonggaran PPKM level 4 menjadi PPKM level 3.
Ekonom PT Mirae Asset Sekuritas, Anthony Kevin, memaparkan bahwa pelonggaran PPKM level 4 menjadi PPKM level 3 akan mendongkrak permintaan dan produksi dari produk-produk manufaktur.
Kemarin, IHS Markit mengumumkan manufacturing PMI Indonesia periode Juli 2021 di level 40,1, menandai kontraksi pertama dalam 9 bulan. Sebelumnya pada bulan Juni, manufacturing PMI Indonesia tercatat berada di level 53,5, menandai ekspansi selama 8 bulan beruntun namun merupakan ekspansi yang terlemah dalam periode 3 bulan.
|Baca juga: PMI Manufaktur Turun, BKF: Indonesia Tak Sendirian
“Seperti dideskripsikan oleh IHS Markit, aktivitas manufaktur Indonesia terkontraksi pada bulan lalu seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 yang pada akhirnya memaksa pemerintah pusat untuk mengetatkan restriksi kontak sosial,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 3 Agustus 2021.
Dampak dari pengetatan restriksi kontak sosial ini disebut datang dari dua sisi. Selain mempengaruhi performa ekonomi Indonesia melalui jalur permintaan, produksi, dan pasar tenaga kerja, pengetatan restriksi kontak sosial juga membuat suplai barang terganggu dan biaya produksi meningkat.
“Memasuki bulan Agustus, kami memproyeksikan bahwa aktivitas manufaktur Indonesia akan mencatatkan ekspansi. Keputusan pemerintah pusat untuk melonggarkan PPKM Level 4 menjadi PPKM Level 3 kami nilai akan mendongkrak permintaan dan produksi dari produk-produk manufaktur.”
|Baca juga: Bank Indonesia Prakirakan Perekonomian Global Tumbuh Lebih Tinggi
PDB Kuartal II/2021 Diperkirakan 6,75%
Pada hari Kamis, 5 Agustus 2021, BPS dijadwalkan merilis angka pertumbuhan ekonomi periode kuartal II/2021. Hingga research report ini ditulis, Anthony menerangkan konsensus memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 6,72% YoY pada kuartal II/2021, sementara proyeksi dari Mirae adalah ekspansi sebesar 6,75% YoY.
“Terlepas dari kehadiran low-base effect, kami percaya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 akan berada di bawah 7% yoy (year on year). Dengan mengamati berbagai data ekonomi periode kuartal II/2021, kami mendapati bahwa terdapat tekanan yang besar terhadap perekonomian Indonesia.”
|Baca juga: Investasi Jadi Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi 2021
Walaupun penjualan barang-barang ritel tumbuh hingga dua digit secara tahunan pada bulan April dan Mei, pertumbuhan pada bulan Juni hanya mencapai satu digit.
Di sisi lain, sambung Anthony, investasi tampak kuat pada kuartal II/2021, seperti ditunjukkan oleh kuatnya impor barang modal. Lebih lanjut, manufacturing PMI yang berada di atas level 50 di sepanjang kuartal II/2021 juga menunjukkan kuatnya optimisme dari sisi produsen.
Katalis positif lainnya untuk angka pertumbuhan ekonomi periode kuartal II/2021 seharusnya juga datang dari net ekspor, seiring dengan performa ekspor yang superior jika dibandingkan dengan impor. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News