Media Asuransi, JAKARTA – PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2022 tercatat mengalami ekspansi lebih cepat seiring dengan kondisi ekonomi yang pulih dari pandemi.
Menurut data terkini PMI™ dari S&P Global, kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia membaik pada laju yang lebih cepat selama empat bulan pada bulan Agustus.
Menanggapi hasil survei terkini, Laura Denman, Ekonom di S&P Global Market Intelligence, mengatakan bahwa menurut data survei PMI terkini, perusahaan manufaktur di Indonesia mencatat perbaikan lebih kuat pada keseluruhan kondisi bisnis pada bulan Agustus.
Menurutnya, pertumbuhan yang lebih jelas pada output dan total permintaan baru merupakan tanda-tanda yang menggembirakan bagi kesehatan ekonomi masa mendatang, dengan perusahaan sering menyebutkan kondisi permintaan yang lebih kuat. Tekanan inflasi yang terus menurun juga merupakan sisi positif lain dari survei bulan Agustus, baik inflasi biaya input dan output menyesuaikan ke level rendah 14 bulan. “Kita dapat berharap tekanan harga ini terus berkurang karena dampak Covid-19 terus menurun,” jelasnya.
|Baca juga: MARKET REVIEW: IHSG Menguat 0,28% Ditopang Sektor Industri dan Manufaktur
Akan tetapi, sambungnya, meski data bulan Agustus menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang jelas di seluruh perekonomian manufaktur Indonesia, kepercayaan bisnis secara keseluruhan menurun dari posisi bulan Juli dan masih di bawah rata-rata historis.
Survei PMI Manufaktur tersebut menunjukkan bahwa produksi manufaktur dan permintaan baru keduanya naik pada kisaran lebih cepat karena kondisi permintaan membaik, mendorong kenaikan lebih jauh pada tingkat tenaga kerja dan aktivitas pembelian. Kenaikan kuat pada penumpukan pekerjaan juga tercatat pada bulan Agustus di tengah laporan pesanan baru melebihi output.
Sementara itu, kenaikan harga input dan output yang lebih rendah menunjukkan bahwa keseluruhan tekanan inflasi di seluruh perekonomian manufaktur Indonesia berkurang. Namun demikian, kepercayaan diri terhadap perkiraan 12 bulan mendatang terkait output turun dari posisi bulan Juli.
Purchasing Managers’ Index™ (PMI™) Manufaktur Indonesia dari S&P Global yang disesuaikan secara berkala tercatat di posisi 51,7 pada bulan Agustus, naik dari 51,3 pada bulan Juli. Data PMI di atas 50,0 berarti bahwa kondisi pengoperasian di seluruh sektor manufaktur Indonesia telah membaik pada setiap bulannya dalam 12 bulan terakhir.
|Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2022 Menguat Signifikan
Meskipun tergolong sedang, tingkat perbaikan merupakan yang terkuat dalam empat bulan. Produksi di sektor manufaktur Indonesia naik selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Agustus dan merupakan gabungan tercepat dalam tujuh bulan. Anggota panel sering menyebutkan bahwa output telah naik karena kondisi ekonomi terus pulih dari pandemi.
Di tengah laporan menguatnya kondisi permintaan, pesanan baru mengalami ekspansi pada laju tercepat dalam enam bulan. Kenaikan penjualan utamanya didorong oleh permintaan domestik yang menguat, karena permintaan ekspor baru menurun selama tiga bulan berturut-turut. Penciptaan lapangan kerja berlanjut pada bulan Agustus, namun keseluruhan ketenagakerjaan naik pada laju lebih rendah dibandingkan pada bulan Juli.
Sementara itu, kenaikan volume pekerjaan baru menyebabkan kenaikan jumlah bisnis yang belum terselesaikan pada bulan Agustus. Tingkat akumulasi penumpukan pekerjaan mengalami percepatan dalam sepuluh bulan. Perusahaan meningkatkan aktivitas pembelian mereka dan inventaris praproduksi pada kisaran tercepat masingmasing dalam tujuh dan delapan bulan. Bukti anekdotal menyebutkan bahwa kenaikan pada kedua indeks utamanya didorong oleh pertumbuhan permintaan secara keseluruhan.
Pada waktu yang sama, perusahaan peserta survei mencatat ekspansi baru pada inventaris pascaproduksi. Waktu pengiriman dari pemasok stabil pada bulan Agustus, setelah sedikit menurun pada bulan Juli. Sementara beberapa perusahaan mencatat perbaikan keandalan perusahaan pengiriman, lainnya menyebutkan bahwa kekurangan bahan baku terus menghambat kinerja pemasok secara keseluruhan.
Dari segi harga, biaya input rata-rata terus naik pada bulan Agustus. Bukti anekdotal menyebutkan bahwa harga dari pemasok naik, khususnya bahan baku, merupakan penyebab utama kenaikan. Perusahaan lain juga menyebutkan penguatan dolar menyebabkan kenaikan biaya. Secara bersamaan, perusahaan menaikkan harga jual pada bulan Agustus. Perusahaan manufaktur Indonesia sering menyebutkan bahwa mereka membebankan sebagian kenaikan beban biaya kepada klien dalam bentuk harga jual yang lebih tinggi. Namun demikian, baik biaya input dan harga output naik pada kisaran rendah selama setahun.
Terakhir, keseluruhan sentimen bisnis di sektor manufaktur Indonesia tetap bertahan positif di tengah harapan akan pemulihan berkelanjutan pada permintaan. Namun demikian, keseluruhan tingkat kepercayaan diri berkurang dari bulan Juli dan masih di bawah rata-rata historis.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News