1
1

PMI Manufaktur Indonesia pada Januari 2022 Naik ke Posisi 53,7

Industri manufaktur nasional. | Foto: ist

Media Asuransi, JAKARTA – Sektor manufaktur Indonesia pada Januari 2022 tercatat terus berekspansi mengawali tahun 2022 yang ditopang oleh penguatan permintaan. Indeks Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Januari naik ke posisi 53,7 dari bulan Desember 2021.

Menurut data Purchasing Managers Index (PMI™) IHS Markit, sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi pada tingkat solid pada awal 2022. Kondisi permintaan secara umum menguat, sebagian karena catatan kenaikan pada penjualan asing yang mendukung kenaikan lebih tajam pada output manufaktur.

Hal ini kemudian mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan kenaikan kecil pada ketenagakerjaan. Waktu tunggu pengiriman pesanan sedikit membaik untuk pertama kalinya dalam dua tahun, meski penumpukan pekerjaan dan tekanan harga terus terbentuk.

Meski keseluruhan sentimen bertahan positif pada bulan Januari, tingkat optimisme jatuh ke posisi rendah 20 bulan. Purchasing Managers’ Index™ (PMI™) Manufaktur Indonesia dari IHS  Markit tercatat di posisi 53,7 pada bulan Januari, naik dari 53,5 pada bulan Desember 2021.

|Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia Turun pada Desember 2021

Kondisi ini mewakili perbaikan kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia lima bulan berturut-turut, dengan tingkat perbaikan merupakan yang paling kuat sejak bulan November lalu.

Permintaan untuk barang buatan Indonesia naik pada kisaran tercepat dalam tiga bulan pada awal tahun, yang mana sejalan dengan kondisi produksi lebih baik berkontribusi terhadap ekspansi tajam pada output manufaktur. Yang mendukung keseluruhan kenaikan penjualan adalah permintaan asing yang menguat, dengan pesanan ekspor baru yang meningkat pada kisaran tercepat dalam rekor pada bulan Januari.

Di tengah kenaikan permintaan baru, perusahaan merekrut staf tambahan untuk mengatasi pertumbuhan kebutuhan produksi. Menurut panelis, aktivitas pembelian juga naik menanggapi kenaikan masuknya pekerjaan baru dan pertumbuhan permintaan yang diantisipasi.

Akibat dari kenaikan aktivitas pembelian dan produksi, baik inventaris pra maupun pasca produksi mengalami ekspansi pada bulan Januari. Menurut bukti anekdotal, yang berkontribusi terhadap kenaikan stok barang jadi adalah penundaan pengiriman ke luar.

Namun demikian, keseluruhan kinerja vendor membaik untuk pertama kalinya sejak bulan Januari 2020, meski hanya pada kisaran marginal. Perusahaan mengaitkan perbaikan ini dengan kondisi transportasi domestik yang lebih baik.

Sementara itu, penumpukan pekerjaan terus meningkat pada bulan Januari dan pada kisaran yang lebih cepat dibandingkan dengan data bulan Desember. Responden survei menunjukkan bahwa kenaikan permintaan dan penundaan pengiriman menyebabkan pertumbuhan pekerjaan yang belum terselesaikan.

Dari segi harga, biaya input terus naik pada kisaran cepat meski laju inflasi berkurang dari pucak terkini pada bulan Desember. Pelaku manufaktur Indonesia menunjukkan bahwa kenaikan bahan baku dan biaya transportasi menyebabkan kenaikan harga input. Sementara tekanan biaya input sedikit berkurang, inflasi harga output tetap solid sedikit berubah dari yang terlihat pada bulan Desember.

|Baca juga: PMI-BI Kuartal IV/2021: Kinerja Industri Pengolahan Meningkat

Sentimen secara keseluruhan di sektor manufaktur Indonesia bertahan positif pada bulan Januari, dengan perusahaan secara umum berharap bahwa situasi Covid-19 akan terus membaik, memungkinkan perekonomian terus bertumbuh. Namun demikian, tingkat kepercayaan diri bisnis menurun ke posisi terendah sejak bulan Mei 2020.

Economics Associate Director IHS Markit, Jingyi Pan, mengatakan menurut data terkini PMI Manufaktur Indonesia IHS Markit, kondisi pengoperasian di sektor manufaktur Indonesia membaik pada awal 2022.

Permintaan klien berekspansi pada kisaran lebih tajam, didukung oleh catatan pertumbuhan permintaan baru dari luar negeri. Sementara itu kenaikan tingkat ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian juga terlihat, sekaligus menggambarkan kondisi ekonomi yang lebih baik.

“Waktu pengiriman dari pemasok tercatat jauh lebih baik, yang juga merupakan tanda positif. Penting untuk diamati jika kondisi terus membaik, karena tekanan harga masih tajam disebabkan permasalahan pasokan yang masih ada,” tulisnya.

Sementara itu, sambungnya, kepercayaan bisnis berkurang pada bulan Januari, namun perusahaan masih bertahan positif tentang perkiraan 12 bulan produksi. IHS Markit memperkirakan bahwa GDP Indonesia akan naik 4,9% pada tahun 2022.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Peringkat Waskita Beton Precast (WSBP) Diturunkan Jadi idD  
Next Post Harga Emas Spot Berpotensi Menguat, Emas Antam Pagi Ini Naik Rp1.000/gram

Member Login

or