1
1

PMI Manufaktur Indonesia pada Maret 2023 Terus Berekspansi

Beberapa pekerja sedang melakukan produksi mesin. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Sektor manufaktur Indonesia tercatat terus berekspenasi pada akhir triwulan pertama 2023.

Dikutip dari keterangan resmi S&P Global, Senin, 3 April 2023, kenaikan lebih lanjut pada kondisi permintaan mendorong kenaikan produksi dan akumulasi baru pada penumpukan pekerjaan. Akibatnya, pembelian input dan perekrutan staf meningkat. Hambatan pasokan juga berkurang karena waktu tunggu pesanan semakin pendek, sementara itu inflasi harga jual turun ke posisi terendah dalam 28 bulan. Sementara itu keseluruhan sentimen di seluruh sektor manufaktur Indonesia terkait perkiraan 12 bulan output cenderung lebih positif.

Headline Purchasing Managers’ Index™ (PMI) Manufaktur Indonesia dari S&P Global yang disesuaikan secara berkala tercatat di posisi 51,9 pada bulan Maret, naik dari 51,2 pada bulan Februari. Memperpanjang periode perbaikan kondisi manufaktur saat ini menjadi 19 bulan. Terlebih lagi, laju pertumbuhan merupakan yang tercepat sejak bulan September lalu.

Permintaan untuk barang produksi Indonesia naik pada tingkat tercepat dalam enam bulan pada bulan Maret, menggambarkan kondisi permintaan pendukung yang lebih baik dan basis pelanggan semakin meluas.

|Baca juga: Sektor Manufaktur RI Capai 51,2 di Februari 2023

Meski permintaan ekspor baru menurun di tengah kondisi pasar di luar negeri yang semakin lemah, laju penurunan mengalami penyesuaian dari kondisi bulan Februari dan hanya pada kisaran rendah. Ekspansi permintaan secara keseluruhan mendorong kenaikan berkelanjutan pada produksi manufaktur pada bulan Maret, dengan tingkat pertumbuhan tampaknya merupakan yang paling tajam selama enam bulan.

Secara bersamaan, tingkat pekerjaan yang belum terselesaikan juga mengalami ekspansi, setelah sedikit turun pada bulan Februari. Hal ini disebabkan oleh penguatan pertumbuhan permintaan baru yang menekan kapasitas. Kenaikan permintaan baru yang masuk mendorong manufaktur Indonesia menaikkan tingkat tenaga kerja mereka selama dua bulan berturut-turut, meski tingkat kenaikan masih tergolong kecil.

Perusahaan juga memperoleh input pada kisaran tercepat pada bulan Maret, baik untuk memenuhi persyaratan produksi lanjutan maupun untuk mengantisipasi kenaikan permintaan lebih lanjut. Akibatnya, stok pembelian kembali tumbuh pada bulan Maret dan pada tingkat yang paling menonjol sejak bulan Agustus lalu.

Pada saat yang sama, tingkat inventaris pasca produksi di sektor manufaktur Indonesia secara umum tidak berubah pada bulan ini dengan arus masuk barang jadi dari kenaikan produksi diimbangi oleh arus keluar yang lebih cepat berkaitan dengan pemenuhan pesanan.

Sementara itu, hambatan pasokan sektor manufaktur Indonesia berkurang pada bulan Maret. Waktu pemenuhan pesanan semakin pendek selama dua bulan berturut-turut dan pada laju tercepat gabungan dalam kurun waktu lebih dari tiga tahun. Ini didukung oleh kinerja transportasi yang semakin baik dan berkurangnya kekurangan pasokan.

|Baca juga: Sektor Manufaktur ASEAN Terus Berekspansi

Meski tingkat inflasi biaya input naik pada bulan Maret, namun kenaikannya masih lebih rendah dibandingkan dengan yang terlihat pada tahun yang lalu. Perusahaan manufaktur di Indonesia meneruskan kenaikan beban biaya mereka kepada klien pada laju lebih lambat, disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku. Terutama, tingkat inflasi harga output merupakan yang terendah sejak bulan November 2020 dan tergolong marginal.

Terakhir, perbaikan kondisi permintaan baru-baru ini dan proyeksi kinerja penjualan yang lebih baik dalam 12 bulan mendatang mendukung perkiraan positif perusahaan pada bulan Maret. Tingkat kepercayaan bisnis naik dibandingkan bulan Februari, namun masih di bawah rata-rata jangka panjang.

Menanggapi hasil survei terkini, Jingyi Pan, Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, mengatakan survei PMI Manufaktur Indonesia dari S&P Global pada bulan Maret mendatangkan berita positif tentang perkembangan sektor. Pertumbuhan permintaan yang kuat menyebabkan kenaikan tingkat produksi di antara produsen Indonesia, sekaligus mendukung peningkatan jumlah tenaga kerja dan aktivitas pembelian.

“Tekanan pasokan jadi lebih mudah diatur karena waktu pengiriman dari pemasok lebih cepat sementara inflasi harga input masih di bawah rata-rata 12 bulan, mewujudkan efektivitas tingkat kenaikan sebelumnya. Pada waktu yang sama, harga jual naik pada laju lebih lambat sejak bulan November 2020 yang merupakan pertanda baik bahwa tekanan inflasi di Indonesia terus berkurang,” jelasnya.

Menurut dia, sentimen bisnis bertahan positif di antara produsen di Indonesia pada akhir kuartal pertama. Meski tingkat kepercayaan diri dalam bisnis membaik, namun masih jauh dari rata-rata historis. Dan sangat penting untuk melihat pertumbuhan permintaan berkelanjutan untuk mendukung perbaikan lebih lanjut pada kinerja manufaktur.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Asuransi Astra Peroleh Peringkat Kredit A- (Excellent) dari AM Best
Next Post Kinerja Konsolidasian Meningkat, Premi Bruto Tugu Insurance Tembus Rp6,71 Triliun di 2022

Member Login

or