Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan data dan analitik GlobalData memperkirakan premi tertulis langsung (DWP) industri asuransi kendaraan Malaysia akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 8,6% selama 2023–2027, dari MYR9,7 miliar (US$2,2 miliar) pada tahun 2023 menjadi MYR13,4 miliar (US$3,0 miliar) pada tahun 2027.
Menurut Database Asuransi GlobalData, industri asuransi kendaraan mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 9,2% pada tahun 2022 setelah menurun selama tiga tahun berturut-turut dari 2019–2021.
Pemulihan di tahun 2022 didukung oleh peningkatan penjualan kendaraan yang tumbuh sebesar 41,6% di tahun 2022 dibandingkan dengan penurunan sebesar 3,9% di tahun 2021, menurut Malaysian Automotive Association (MAA).
|Baca juga: Premi Asuransi Umum Malaysia Diperkirakan Tembus US$6,6 Miliar
Prasanth Katam, Analis Asuransi di GlobalData, mengatakan industri asuransi motor Malaysia diperkirakan akan mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 7,6% pada tahun 2023, didorong oleh pemulihan ekonomi dan inisiatif pemerintah untuk meningkatkan penjualan kendaraan. “Perekonomian Malaysia diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,0% pada tahun 2023 dan 4,4% pada tahun 2024, yang akan terus berdampak positif pada penjualan kendaraan bermotor. ”
Pada Juni 2020, pemerintah meluncurkan Rencana Pemulihan Ekonomi Nasional ‘Pelan Jana Semula Ekonomi Negara (PENJANA) untuk memberikan pembebasan pajak penjualan 100% untuk pembelian kendaraan rakitan lokal dan pembebasan 50% untuk kendaraan impor. Pembebasan pajak berlaku hingga Juni 2022, namun periode pendaftaran untuk pembelian kendaraan diperpanjang hingga Maret 2023 karena kekurangan semikonduktor. Menurut MAA, volume penjualan year to date untuk Mei 2023 tumbuh 12,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Katam menambahkan meskipun terjadi pertumbuhan premi, perusahaan asuransi di Malaysia perlu mengevaluasi paparan risiko mereka karena peningkatan klaim kecelakaan, peningkatan frekuensi bencana alam, dan kenaikan inflasi, yang telah meningkatkan biaya perbaikan secara signifikan.
Pada tahun 2022, jumlah klaim yang dibayarkan meningkat sebesar 22,5% dibandingkan tahun sebelumnya karena meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas dan bencana alam. Menurut Kementerian Perhubungan, lebih dari 545.588 kecelakaan di jalan terjadi pada tahun 2022. Selain itu, nilai klaim yang dibayarkan meningkat menjadi MYR5,0 miliar (US$1,1 miliar) pada tahun 2022 dari MYR4,1 miliar (US$988 juta) pada tahun 2021 karena kenaikan biaya klaim.
Katam melanjutkan untuk memitigasi dampak peningkatan klaim dan mengurangi klaim penipuan, perusahaan asuransi Malaysia mengadopsi teknologi, seperti telematika dan kecerdasan buatan (AI). AI membantu perusahaan asuransi mengidentifikasi klaim kecelakaan palsu atau klaim yang digelembungkan.
Penanggung di Malaysia juga menawarkan produk asuransi berbasis telematika di mana diskon diberikan kepada pelanggan berdasarkan perilaku mengemudi mereka. Hal ini mendorong perilaku berkendara yang sehat dan akan membantu mengimbangi dampak kenaikan tarif premium pada pelanggan.
Katam menyimpulkan peningkatan penjualan kendaraan, insentif pemerintah, dan kenaikan harga premi diperkirakan akan mendukung pertumbuhan premi asuransi kendaraan bermotor di Malaysia selama lima tahun ke depan. Untuk mengendalikan dampak kenaikan harga asuransi kendaraan bermotor, perusahaan asuransi Malaysia berupaya menerapkan solusi berbasis teknologi.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News