Media Asuransi, JAKARTA – Nilai kesepakatan agregat untuk ASEAN pada tahun 2021 tercatat 35% lebih tinggi dari gabungan level 2019 dan 2020.
Preqin, pemimpin global dalam data, alat, dan wawasan aset alternatif, telah menerbitkan risetnya untuk kawasan ASEAN di 2022, pihaknya merinci setiap kelas aset alternatif di kawasan, serta menyelidiki hambatan yang dihadapi pasar swasta di wilayah ini.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa aktivitas kesepakatan modal ventura di ASEAN melonjak pada tahun 2021, mencapai rekor US$20 miliar, atau dua kali lipat dari negara-negara Asia lainnya, yang hanya mengalami pertumbuhan 0,8x dalam nilai kesepakatan agregat selama periode yang sama.
Baca juga: Digitalisasi Kian Masif, Pertumbuhan Rekening Bank Digital Meroket 8.238%
Industri ekuitas swasta dan modal ventura Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memasuki fase pertumbuhan baru pada tahun 2021 dan berusaha untuk mempertahankan momentum meskipun ada angin tak baik.
Sementara hambatan makro yang mendukung pertumbuhan jangka panjang di kawasan selama beberapa tahun terakhir tetap utuh, terutama mengingat kelas menengahnya yang berkembang pesat dan meningkatnya adopsi digital, serta hambatan makro seperti geopolitik ketegangan, kenaikan harga minyak, inflasi, dan suku bunga telah mendorong investor untuk lebih selektif dalam mengidentifikasi perusahaan yang dapat memanfaatkan pertumbuhan kawasan sambil mempertahankan neraca yang kuat.
Nilai kesepakatan agregat untuk ASEAN pada tahun 2021 juga 85% lebih tinggi dari puncak terakhir sebesar US$11 miliar pada tahun 2018. Sebagian besar kesepakatan pada tahun 2021 berada di Singapura dan Indonesia, yang menyumbang 46% dan 37% dari nilai kesepakatan agregat di ASEAN masing-masing.
Baca juga: Ini Dia 5 Aset Kripto yang Berpotensi Bullish
Teknologi informasi, sebagai sebuah sektor, terus mendominasi transaksi modal ventura yang dilakukan di ASEAN. Ada 379 kesepakatan yang dibuat dengan nilai kesepakatan agregat US$6,7 miliar di sektor ini pada tahun 2021.
Penulis Senior di Preqin, Harsha Narayan, mengatakan bahwa ASEAN telah menarik perhatian investor global yang secara aktif mencari pasar pertumbuhan baru dan telah terbukti menjadi salah satu pasar yang lebih menjanjikan untuk ekuitas swasta dan modal ventura.
Industri teknologi yang berkembang menawarkan banyak potensi bagi investor yang memiliki keahlian dan pengetahuan lokal untuk mengidentifikasi permata tersembunyi muda. Karena kawasan ini terus tumbuh dan menawarkan peluang keluar yang lebih berkelanjutan, investasi di kawasan ini akan benar-benar lepas landas. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News