1
1

Prospek Kenaikan Harga CPO Terhambat, Rekomendasi Diturunkan Jadi Netral

Ilustrasi. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas menurunkan rekomendasi sektor perkebunan menjadi netral seiring dengan potensi kenaikan harga CPO yang akan terhambat. 

Melalui Daily Write Up Plantation (Neutral/Downgrade) – 2H22 outlook: Expecting price adjustment to CPO prices, analis Mirae Sekuritas Juan Harahap memperkirakan bahwa produksi minyak sawit Malaysia akan terus meningkat pada 2022F, karena Malaysia kemungkinan akan dapat mengatasi krisis tenaga kerja karena pelonggaran regulasi pembatasan sosial. 

Dengan demikian, dia memperkirakan produksi akan meningkat menjadi 19,0 juta ton (+5,0% YoY) pada 2022F tetapi masih di bawah tingkat pra-pandemi 19,9 juta ton pada 2019. Selain itu, dia melihat kemajuan penanaman kembali di Indonesia masih kurang terlaksana karena persentase realisasi penanaman kembali yang rendah dibandingkan dengan tahun lalu. target. 

|Baca juga: Minyak Goreng Langka, Pemerintah Naikkan Pajak Ekspor CPO  

“Dengan laju penanaman kembali saat ini, kami memperkirakan tidak ada pemulihan yang signifikan dalam produksi minyak sawit Indonesia. Secara keseluruhan, kami mengharapkan peningkatan bertahap dalam produksi minyak sawit Indonesia sebesar 5,0% YoY menjadi 54,0 juta ton 2022F.”

Juan menjelaskan pemerintah Indonesia baru-baru ini mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 38/2022 tentang ‘flush out’ untuk mempercepat distribusi minyak sawit mentah (CPO) melalui kegiatan ekspor.

Selain itu, pemerintah juga menurunkan gabungan maksimum ekspor CPO dan tarif retribusi menjadi USD488 per ton dari USD575 per ton untuk mendorong ekspor. “Oleh karena itu, kami memiliki pandangan keseluruhan bahwa harga CPO dapat terhambat, karena kami memperkirakan pemulihan ekspor minyak sawit Indonesia di 2H22.”

Gelombang panas India dapat merusak tanaman yang akan datang. Akibatnya, India mungkin mengalami musim panen yang buruk. Dia percaya ini akan memicu kegiatan impor yang lebih tinggi untuk minyak sawit mengingat ketergantungan India pada hasil tanamnya sendiri untuk memenuhi sekitar setengah dari konsumsi minyak nabatinya.

“Kami menurunkan pandangan kami tentang sektor perkebunan Indonesia menjadi Netral, karena kami memperkirakan harga CPO akan terhambat oleh: 1) pemulihan produksi minyak sawit Malaysia dan Indonesia; dan 2) percepatan ekspor CPO Indonesia pada Juni mendatang.”

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MARKET REVIEW: IHSG Rebound 0,97%, Saham Sektor Energi Jadi Penopang
Next Post Pefindo Tegaskan Peringkat LPEI idAAA

Member Login

or