1
1

Protelindo Terbitkan Obligasi Rp1,1 Triliun untuk Refinancing

Kantor PT Profesional Telekomunikasi Indonesia . | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AAA(idn)’ untuk obligasi PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo, BBB/AAA(idn)/Stabil) senilai Rp1,1 triliun.

Obligasi ini merupakan penerbitan tahap ketiga dari program obligasi perusahaan sebesar Rp5,0 triliun dan seluruh pendapatan dari obligasi ini akan digunakan untuk membiayai kembali hutang perusahaan.

Obligasi tersebut diperingkat sama dengan Peringkat Nasional Jangka Panjang Protelindo karena utang tersebut merupakan kewajiban senior tanpa jaminan dari perusahaan.

|Baca juga: Obligasi Rp2,9 Triliun Milik Protelindo Diganjar Peringkat AAA

Dikutip dari keterangan resminya, Jumat 19 Mei 2023, Fitch menerangkan Peringkat Nasional ‘AAA’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar yang paling rendah dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.

Fitch memperkirakan EBITDA net leverage akan berada di 4,5x pada akhir 2023 (akhir-2022: 4,6x) didukung oleh peningkatan EBITDA, didorong oleh pertumbuhan kuat dari bisnis non-menara. Perusahaan berkomitmen untuk menurunkan leverage ke target jangka menengah net debt/EBITDA kuartal terakhir disetahunkan (LQA) pada level 2,5x-3,0x (1Q23: 4,5x). Perusahaan memiliki rekam jejak yang kuat dalam memelihara struktur modal yang konservatif dengan net debt/LQA EBITDA sebesar 1,5x-2,5x pada periode 2015-2021.

Protelindo memimpin industri menara independen Indonesia dengan 29.757 menara dan 53.820 penyewa pada akhir Maret 2023. Protelindo memiliki pangsa pasar di industri menara sekitar 27%. Industri menara sekarang sebagian besar terkonsolidasi dengan tiga perusahaan menara terbesar – Protelindo, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI, BBB-/AA+(idn)/Stabil) – mengontrol sekitar 80% dari pasar.

Pangsa pasar yang tersisa ditempati oleh Edgepoint yang dimiliki oleh DigitalBridge Group Inc’s, yang memiliki 9.000 menara, dan beberapa perusahaan menara lebih kecil dengan 1.000-3.000 menara, seperti PT Bali Towerindo Sentra Tbk (A-(idn)/Stabil). Industri telekomunikasi juga telah terkonsolidasi setelah merger antara PT Indosat Tbk (BBB-/AA+(idn)/Stabil) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Hutch), yang telah mengurangi risiko gagal bayar oleh pelanggan untuk perusahaan-perusahaan menara.

 

Editor: Achmad Aris

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Wefox Kantongi Pendanaan US$110 Juta dengan Fasilitas Kredit US$55 Juta dari JP Morgan dan Barclays
Next Post Sektor Konsumer Overweight, Saham ICBP Jadi Top Pick

Member Login

or