1
1

Proyeksi Ekonomi RI Dipangkas, Laju IHSG Berpotensi Bergerak Terbatas

Bursa Saham Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan bergerak terbatas pada rentang 6.062-6.154 dengan dua sentimen utama yang akan mempengaruhi yakni revisi turun pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Bank Dunia dan penerapan kembali PSBB secara ketat.

Head of Research Division PT MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, dari sisi eksternal kombinasi penguatan DJIA sebesar +0,49 persen seiring dengan ekspektasi akan disetujuinya paket stimulus ekonomi yang baru dan akan dipertahankan rendahnya FFR hingga tahun akhir tahun 2021, naiknya EIDO +0,21 persen  serta naiknya harga beberapa komoditas seperti: Oil +1,27 persen, Gold +1,19 persen, Nikel +0,63 persen, dan CPO +0,50 persen berpotensi mendorong naik terbatas IHSG Jumat ini, di tengah akan diberlakukannya PSBB terukur dan diturunkannya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh World Bank.

IHSG Masih Berpeluang Menguji Level 6.175

“Bank Dunia (World Bank) merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 yakni -2,2 persen dari sebelumnya  -1,6 persen. Proyeksi itu menjadi lebih buruk dari sebelumnya akibat dari tetap diberlakukannya PSBB seiring terus meningkatnya jumlah kasus Covid-19,” jelasnya melalui riset harian Early BIRD Fundamental Perspective yang dikutip Media Asuransi, Jumat 18 Desember 2020.

Akan tetapi, sambungnya, pertumbuhan diharapkan kembali meningkat pada tahun 2021 sebesar 4,4 persen jika pembatasan mobilitas secara perlahan dilonggarkan serta ditopang oleh vaksin corona. Sedangkan, untuk prediksi dengan skenario buruk (downside scenario), pertumbuhan ekonomi RI dapat merosot menjadi 3,1 persen pada 2021 dan 3,8 persen pada 2022.

Melalui riset itu, Edwin juga meringkas beberapa pemberitaan media massa terkait sejumlah emiten yaitu:

1. PT Indika Energy (INDY). Perseroan mengestimasikan capex senilai US$130 juta pada 2021. Sementara itu, pada tahun 2020 perseroan mengalokasi capex sebesar US$100 juta (direvisi dari sebelumnya US$146 juta). Hingga kuartal III/2020, INDY telah menyerap capex sebesar US$66,4 juta, atau turun -51,99 persen ketimbang periode sama tahun 2019 sebesar US$138,3 juta. Di sisi lain, INDY memiliki initial budget untuk volume produksi batu bara pada 2021 sebesar 30 juta ton untuk PT Kideco Jaya Agung, dan sebesar 1,4 juta ton untuk PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU). Adapun, hingga kuartal III/2020 NDY telah memproduksi batu bara sebesar 23,9 juta ton melalui Kideco dan sebesar 1,1 juta ton dari produksi MUTU atau untuk Kideco turun 6,6 persen dan MUTU turun 7 persen. (Bisnis)

2. PT Rukun Raharja (RAJA). Perseroan menyiapkan capex sebesar US$100 juta pada tahun 2021 untuk penyelesaian pembangunan dan rencana akuisisi yakni pembelian perusahaan yang bergerak pada bidang penyedia air bersih yakni PT Bravo Delta Persada yang diklaim memiliki kapasitas air hingga 100 Liter Per Second (LPS). Aksi ini memasuki tahap finalisasi. Pada sektor lainnya, yakni gas, perseroan menyelesaikan akuisisi PT Heksa Energy Mitraniaga, yang tengah dilakukan penambahan pembangunan infrastruktur LPG Discharge berlokasi di Rembang, Jawa Tengah dengan kapasitas mencapai 2.000 ton perhari. Pembangunan tersebut ditargetkan selesai pada kuartal III/2021. Sementara itu, hingga kuartal III/2020, perseroan membukukan pendapatan sebesar US$74,1 juta, turun 17,39 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar US$89,7 juta. Lebih lanjut, hingga kuartal III/2020, perseroan membukukan laba bersih turun hingga 96,42 persen menjadi US$0,2 juta, dari sebelumnya sebesar US$5,6 juta di tahun 2019. (Investor.id)

3. PT Dewata Freight International (DEAL). Perseroan menargetkan pendapatan Rp367 miliar di tahun 2021. Sementara itu di tahun 2021, perseroan akan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 20 miliar-Rp 50 miliar. (Kontan)

4. PT Soechi Lines (SOCI). Fitch Ratings menurunkan peringkat Obligasi Senior Unsecured milik SOCI senilai US$200 juta yang akan jatuh tempo pada 2023 menjadi rating B- dari sebelumnya B dengan outlook stabil. Peringkat Obligasi yang lebih rendah seiring dengan hasil Penawaran Tender dan Permohonan Persetujuan untuk mengubah ketentuan-ketentuan dalam indenture atas Obligasi, yang prosesnya telah berakhir pada tanggal 8 Desember 2020. (Kontan)

5. PT Kapuas Prima Coal (ZINC). Dana untuk pelunasan pokok dan pembayaran Bunga Obligasi I Kapuas Prima Coal Tahun 2018 Seri C-E ke-8 dan Pelunasan Pokok Seri C telah tersedia di rekening bank Zinc dengan detail jumlah obligasi ini sebesar Rp42,4 miliar dan bunga Obligasi (gross) sebesar Rp1,75 miliar dengan tingkat bunga untuk kode efek ZINC01C sebesar 14,25 persen, ZINC01C sebesar 16,3 persen, dan ZINC01E sebesar 16,8 persen. (IQPlus)

Untuk perdagangan hari ini, Edwin merekomendasikan beli untuk saham-saham sebagai berikut:  PURA, ADHI, CTRA, AKRA, MAPI, WIKA, SMGR, JSMR, PTPP, dan BSDE. ACA

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Akta Merger 3 Bank Syariah (BRIS, BSM, BNIS) Diteken
Next Post HSM Widodo: PAYDI Diperlukan Asuransi Umum sebagai Persiapan Memasuki IFRS 17

Member Login

or