Menteri investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa realisasi investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang menyumbang sebanyak 44,4 persen atau sebesar Rp139,6 triliun atau mengalami pertumbuhan 17,0 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Kemudian, Bahlil juga menjelaskan besarnya kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal IV/2022 yaitu sebesar Rp175,2 triliun atau 55,6%.
Menurut Bahlil, data ini membuktikan pulihnya tingkat kepercayaan dunia usaha global kepada pemerintah Indonesia dengan terus meningkatnya iklim investasi di Indonesia pascapandemi Covid-19 ini.
|Baca juga: Investasi Indonesia di Bursa AS Tumbuh Hampir 10 Kali Lipat, Gotrade Fokus Ekspansi di 2023
“Kita harus bersyukur bahwa di tengah kegelapan ekonomi global, FDI (Foreign Direct Investment) yang masuk ke Indonesia masih tetap tumbuh sebesar 44,2 persen. Inilah sebuah kepercayaan yang harus diakui baik kepada yang suka maupun yang tidak suka terhadap pemerintahan ini. Bahwa realisasi investasi tumbuh. Itu adalah dampak dari apa yang menjadi kebijakan pemerintah di bawah pemerintahan pak Jokowi dan sekaligus melahirkan trust bagi para investor yang masuk ke Indonesia,” ujar Bahlil dalam keterangan resmi, Rabu, 25 Januari 2023.
Mengikuti tren pada kuartal sebelumnya, sebaran realisasi investasi di luar pulau Jawa pada kuartal IV/2022 ini kembali mendominasi dengan kontribusi sebesar Rp164,2 triliun atau 52,2% dari total capaian realisasi investasi. Angka ini meningkat 28,7% dari periode yang sama di tahun 2021.
Adapun untuk total realisasi investasi pada kuartal IV/2022 ini, provinsi Jawa Barat masih menjadi posisi tertinggi yaitu Rp46,2 triliun, yang diikuti oleh Sulawesi Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Banten. Sedangkan, khusus untuk PMA, realisasi investasi di provinsi Sulawesi Tengah mengungguli Jawa Barat pada peringkat tertinggi, yaitu sebesar US$2,4 miliar yang diikuti oleh Jawa Barat; Maluku Utara; Banten; dan Jawa Timur.
“Jadi, bahwa kalau kita lihat FDI, Sulawesi Tengah nomor 1, Maluku Utara nomor 3, dan lihat rata- rata pertumbuhan dari daerah ini, pertumbuhan ekonominya pasti akan jauh lebih baik. Karena selain didorong dari belanja konsumsi dalam negeri, investasi juga cukup bagus,” jelas Bahlil.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News