Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah era suku bunga rendah secara global, kinerja reksa dana pasar uang masih mampu mencetak kinerja cemerlang sepanjang 2021 dengan imbal hasil mencapai 2,84% atau berada di bawah risk free rate sebesar 2,92%.
Melalui Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta Utama menjelaskan bahwa era suku bunga rendah tengah dihadapi secara global saat ini seperti AS (0,25%), Uni Eropa (0,00%), UK (0,1%), Australia (0,1%), Singapura (0,07%), India (4%), China (3,85%), Indonesia (3,5%), Filipina (2%) dan Malaysia (1,75%).
Dengan ekonomi yang mulai berangsur pulih, sejumlah negara bersiap menata kembali arah kebijakan moneternya. Dinamika kebijakan moneter bank sentral di sejumlah negara cenderung bervariasi dari mempertahankan hingga menaikkan suku bunga.
Uni Eropa, Australia, India dan Jepang misalnya yang cenderung mempertahankan suku bunga rendah. Di sisi lain, UK disinyalir menaikkan suku bunga pada akhir 2021 sebagai langkah menghadapi inflasi dan biaya listrik yang tinggi.
Berikutnya, The Fed belum akan menaikkan suku bunga hingga pasar tenaga kerja dapat pulih lebih baik lagi meskipun tapering diperkirakan selesai pada semester I/2022. Namun, apabila inflasi terus mengalami lonjakan, maka percepatan kenaikan suku bunga dapat dilakukan oleh The Fed.
Lantas, bagaimana arah kebijakan moneter Indonesia? Sejak Februari 2021 hingga kini, suku bunga acuan BI7DRR dipertahankan stabil di level 3,5% atau terendah sepanjang sejarah sebagai bentuk kebijakan moneter bank sentral dalam menjaga stabilisasi pasar keuangan dalam negeri imbas resesi ekonomi yang sebelumnya terjadi.
|Baca juga: Setelah Kepastian Tapering, Investasi Reksa Dana Masih Prospektif
Pada saat yang sama, likuiditas yang melimpah pada perbankan mendorong Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk menurunkan suku bunga penjaminan menjadi 3,5% (September 2021-Januari 2022).
“Kami memandang bank sentral masih akan mempertahankan suku bunga rendahnya setidaknya hingga 2022 sambil memantau pergerakan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.”
Sepanjang 2021, kinerja reksa dana pasar uang (2,84%) berada di bawah risk free rate (2,92%). Jika ditinjau dari jumlah dana kelolaan dan unit penyertaannya secara year to date, tampak mengalami kenaikan masing-masing sebesar 15,64% dan 11,32%.
Baik secara kinerja maupun dana kelolaan dan unit penyertaan pada instrumen pasar uang masih tercatat positif. Penempatan investasi pada instrumen pasar uang memang kerap digunakan sebagai wadah untuk memarkirkan dana.
“Dengan kinerjanya yang masih positif dan sifat instrumennya yang minim risiko, dinilai aman dalam menempatkan investasi dalam jangka waktu pendek atau kurang dari satu tahun.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News