1
1

Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Masih Akan Tertekan

Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini diperkirakan masih akan cenderung tertekan setelah ditutup terkoreksi 1,66% pada perdagangan akhir pekan lalu.

Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG bergerak turun menguji support rata-rata pergerakan 20 hari di kisaran 6.237 yang juga tepat di level lower bollinger bands dan bullish trend line. Indikator RSI dan Stochastic terkonsolidasi negatif serta MACD yang bergerak bearish

“Sehingga diperkirakan IHSG masih akan cenderung tertekan diperdagangan selanjutnya dengan support resistance 6.230-6.372,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Senin 25 Januari 2021. 

Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ACES, BSDE, LSIP, SMRA, SRIL, dan SSMS.

Kemarin, IHSG (-1.66%) menutup pekan dengan melemah 106.76 poin ke level 6.307,13 dengan saham-saham di sektor Pertambangan (-4,09%) dan Property (-2,60%) turun signifikan dengan saham ANTM (-6,8%) dan INCO (-5,9%) jatuh karena investor melakukan aksi ambil untung pascapenguatan signifikan hingga dianggap memasuki level overvalue secara valuasi. 

Lanjar menjelaskan pelemahan ekuitas global di akhir pekan menyeret optimisme investor setelah Joe Biden dikatakan tidak akan melunak dengan Tiongkok. Investor asing tercatat melakukan aksi beli sebesar Rp69,83 miliar.

Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia ditutup melemah kecuali CSI300 (+0,09%) yang ditutup tipis pada zona positif. Indeks Nikkei (-0,44%), TOPIX(-0,22%) dan Hang Seng (-1,60%) turun di akhir pekan. Pembatasan yang mulai intensif dari Eropa hingga Asia membuat investor bersikap hati-hati.

Baca Juga:

Eropa mengakhiri perdagangan dengan mayoritas melemah. Indeks Eurostoxx (-0,44%), FTSE (-0,30%), DAX (-0,24%) dan CAC40 (-0,56%) turun mengiringi pembatasan yang intensif kembali di Eropa akibat potensi penyebaran Covid-19 varian baru dan aktivitas sektor swasta di kawasan euro jatuh lebih dalam ke dalam kontraksi dan Jerman memangkas perkiraan pertumbuhan ekonominya. Pound Inggris melemah setelah Johnson mengatakan penguncian ketiga Inggris bisa berlangsung hingga musim panas.

 

Adapun, saham AS merosot dari rekor tertinggi karena Investor menjadi cemas akan virus yang lebih banyak menghambat pertumbuhan ekonomi dari yang diharapkan. DJIA (-0,57%) dan S&P500 (-0,30%) turun. Investor pun melihat potensi penguatan yang menjenuh setelah didorong oleh Kebijakan moneter Fed dan pelantikan Presiden AS yang berjalan lancar. Joe Biden mendorong stimulus tambahan US$1,9 triliun untuk memerangi virus. Minyak mentah West Texas Intermediate turun 1,4% menjadi US$52,41 per barel. 

“Perdagangan di awal pekan masih akan diwarnai kekhawatiran dampak pandemi cukup besar hingga valuasi ekuitas yang dianggap telah overvalue membuat investor akan kembali bersikap hati-hati.” Aca

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sepanjang Pekan Lalu, IHSG Berada di Zona Merah
Next Post Ekonomi dan Keuangan Syariah Hadapi Banyak Tantangan

Member Login

or