Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak melanjutkan pelemahan terbatasnya setelah gagal ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lanjar Nafi, mengatakan bahwa pergerakan IHSG break out support moving average 5 hari memberikan indikasi pelemahan lanjutan jangka pendek secara teknikal.
Dia menjelaskan, support selanjutnya yang akan di uji berada di level fibonacci retracement 6.074 hingga moving average 20 hari. Bearish momentum ter-signal pada indikator stochastic dan RSI pascagagal break out resistance dan bergerak sebaliknya pulled back resistance di awal pekan lalu.
|Baca juga: 6 Startup Unicorn Siap IPO, Valuasi Capai US$38,2 Miliar
“Indikator MACD bergerak dengan span yang menyempit dengan signal line pada kondisi overvalue dan divergence negatif dengan histogram. Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan terbatasnnya dengan support resistance 6.047-6.107,” katanya melalui riset harian.
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; CPIN, DOID, JPFA, LPPF, MAIN, TBIG, TINS, dan TPIA.
Kemarin, IHSG (-0,14%) turun 8,53 poin ke level 6.088,52 setelah sempat dibuka pada zona hijau. Pergerakan IHSG cenderung terkonsolidasi negatif dengan saham BBRI, TLKM, dan BBCA yang melemah menjadi penekan pergerakan. Investor asing lakukan aksi jual bersih sebesar Rp329,51 miliar di tengah aksi tunggu investor terhadap risalah pertemuan the Fed.
Indeks sektor infrastruktur (-1,48%) dan Industri (-0,74%) memimpin pelemahan sektoral. Angka penyebaran kasus Covid-19 yang kembali tembus di atas 40.000 kasus menjadi konsen investor akan prospek dan dampak PPKM Level 4 yang berakhir awal bulan depan pada kepercayaan investasi saat ini.
|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Mencoba Bertahan di Zona Positif
Leader: ARTO, AMRT, AGRO, BRIS, BMRI dan Laggard: BBRI, TLKM, BBCA, SMMA, ASII.
Bursa Asia berpotensi naik pada hari Kamis setelah the Fed mengatakan akan lebih banyak kemajuan ekonomi yang diperlukan untuk memulai pengurangan stimulus substansial dan investor mempertimbangkan upaya China untuk memulihkan ketenangan pasca melakukan pengetatan peraturan.
Indeks future naik di Asia di saat investor menunggu untuk apakah ekuitas akan pulih dari penurunan tajam yang dipicu oleh tindakan keras China terhadap perusahaan swasta. Harga komoditas energi naik dengan harga minyak dan batu bara kembali optimistis dengan masing-masing menguat sepersen, begitu juga komoditas logam yang dipimpin oleh penguatan Nikel dan Timah. Secara sentimen IHSG berpotensi mengikuti bursa regional dengan menguat pada perdagangan hari ini. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News