Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan tertahan dan berpotensi melemah meski berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan sebelumnya.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lanjar Nafi, mengatakan bahwa secara teknikal pergerakan IHSG terkonsolidasi dan mencoba bertahan pada trend bullish jangka panjang dan Moving Average 50 hari serta 20 hari. Chart pattern berpotensi membentuk pola head and shoulders yang dikonfirmasi apabila IHSG break out level support MA50 sebagai neckline.
Dia menjelaskan, indikator stochastic dan RSI bergerak terkonsolidasi pada area middle oscillator. Indikator MACD bergerak mendatar dengan histogram yang menguat. “Sehingga secara teknikal pergerakan IHSG masih akan tertahan dan berpotensi melemah menguji kembali level support MA20 dan MA50 dengan rentang pergerakan 6.068-6.179.”
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ANTM, ASRI, BSDE, CPIN, CTRA, ICBP, MIKA, SCMA, SILO, TBIG, dan TOWR.
|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Bergerak Tertekan, Cermati 8 Saham Ini
Kemarin, IHSG (+0,50%) menguat setengah persen sebesar 30,24 poin ke level 6.118,15 setelah sempat dibuka tertekan hingga bergerak di zona negatif. Saham-saham perbankan (+1,85%) dan infrastruktur (+0,47%) berkapitalisasi besar yang menguat berhasil membalikan keadaan hingga akhir sesi perdagangan. Dimana BBCA (+2,8%), BBRI (+3,6%), ARTO (+6,7%), TLKM (+2,4%) dan BRPT (+7,6%) menjadi leader pergerakan dengan menguat optimistis.
Lanjar menerangkan surplusnya neraca perdagangan pada bulan Juli 2021 menjadi faktor utama, yakni total nilai ekspor sebesar US$17,70 miliar dan nilai impor sebesar US$15,11 miliar, menjadikan neraca perdagangan Indonesia alami surplus sebesar US$2,59 miliar.
“Nilai surplus ini merupakan yang terbesar sejak 15 bulan terakhir. Sehingga surplus neraca perdagangan secara year to date sebesar US$14,42 Miliar. Investor juga akan menanti kebijakan keputusan suku bunga dan prospek arah kebijakan moneter selanjutnya oleh Bank Indonesia.”
|Baca juga: IHSG Terkoreksi 1,03 Persen Pekan Lalu, RNTH Malah Naik 3,64 Persen
Leader: BBCA, BBRI, ARTO, TLKM, BRPT dan Laggard: EMTK, DCII, BUKA, HMSP, AMRT.
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi melemah diperdagangan hari Kamis setelah adanya penurunan pada mayoritas indeks saham di Wallstreet yang dipicu oleh risalah the Fed yang mengindikasikan memulai mengurangi stimulus mulai akhir tahun 2021. Sebagian besar pejabat Fed mayoritas setuju untuk bisa mulai memperlambat laju pembelian obligasi akhir tahun ini mengingat kemajuan yang dicapai pada data inflasi dan pekerjaan.
Indeks kontrak berjangka lebih rendah di Jepang dan Australia tetapi stabil di Hong Kong sedangkan indeks kontrak berjangka AS berfluktuasi setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 jatuh untuk hari kedua semalam. Dari dalam negeri investor akan menunggu hasil keputusan bank Indonesia dan prospek kebijakan moneter ke depan pasca arah the Fed dalam pengurangan stimulus mulai terang. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News