Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi menguji level psikologis dengan support dan resistance 5.978-6.059.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lanjar Nafi, mengatakan bahwa secara teknikal IHSG false break bearish trend line dan MA20 serta pulled back upper bollinger bands.
Dia menjelaskan, indikator Stochastic bergerak menjenuh pada area overbought dengan pergerakan MACD dan signal line yang menyempit seakan terkonsolidasi pada middle oscillator. “Sehingga secara teknikal IHSG masih berpotensi tertekan menguji kembali level psikologis dengan support resistance 5.978-6.059.”
|Baca juga: NH Sekuritas: IHSG Bergerak Mixed 5.950-6.130
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati adalah ANTM, BBNI, BBRI, MEDC, SMGR, dan TINS
Kemarin, IHSG (-0,07%) ditutup turun tipis sebesar 4,14 poin ke level 6.039,89 setelah sempat dibuka optimistis hingga menguat lebih dari setengah persen di awal sesi perdagangan. Pelemahan bursa global akibat risalah the FOMC dan perkembangan kasus Covid-19 yang meluas masih menjadi faktor utama.
Saham-saham bank BUMN seperti BMRI, BBRI dan BRIS yang naik dan menjadi leader pergerakan, gagal menahan pelemahan IHSG di saat saham BBCA, CPIN, SMMA, UNVR, TLKM turun menjadi laggard pergerakan menekan IHSG hingga ke tutup tipis di zona merah. Leader: BMRI, BBRI, BRIS, POLL, ANTM. Laggard: BBCA, CPIN, SMMA, UNVR, TLKM.
Bursa Asia berpotensi mengikuti penurunan ekuitas AS pada hari Jumat di tengah kecemasan yang kembali meningkat bahwa penyebaran Covid-19 dapat menghambat pemulihan ekonomi global. Futures jatuh di Jepang dan Australia, tetapi naik tipis di Hong Kong. Indeks Kontrak berjangka ekuitas AS turun setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 terkoreksi dari rekor. Sektor-sektor yang sensitif secara ekonomi seperti industri dan material memimpin pelemahan di Wall Street.
Program stimulus bank sentral menjadi perhatian utama investor di tengah kekhawatiran penyebaran Covid-19 gelombang lanjutan saat ini menghambat pemulihan ekonomi global. Sementara Federal Reserve mempertimbangkan pengurangan US$120 miliar dari pembelian obligasi bulanan, Bank Sentral Eropa siap untuk memperpanjang kebijakan ultra-longgar. Harga minyak rebound setelah laporan pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak AS menurun dengan cepat dan permintaan bahan bakar rekor tinggi di tengah puncak perjalanan musim panas.
Komoditas energi lain seperti Batu bara naik 2,96% dan komoditas logam bervariasi dengan pelemahan tipis pada timah sebesar -0,06% dan penguatan pada harga nikel sebesar 0,36%. Secara sentimen IHSG berpotensi tertekan dengan saham-saham yang related dengan harga minyak dan batu bara akan dicermati investor. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News