Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak berpotensi rebound secara teknikal setelah ditutup melemah 0,28% pada perdagangan akhir pekan lalu.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lanjar Nafi, mengatakan bahwa secara teknikal pelemahan IHSG break out support dan mengonfirmasi break out moving average 50 hari.
Dia menjelaskan pergerakan akan menguji moving average 200 hari sebagai support yang cukup kuat dan sebagai konfirmasi arah pergerakan lanjutan. Apabila berhasil rebound, akan menjadi signal positif jangka pendek begitu juga sebaliknya. Indikator stochastic dan RSI lebih memberikan signal bearish yang menekan dari area overbought.
|Baca juga: Saham Barito Pacific (BRPT) Melesat 21% Sepanjang Agustus 2021
“Sehingga secara teknikal IHSG masih berpotensi mencoba rebound menguji support MA200 dengan support resistance 5990-6061,” katanya melalui riset harian.
Menurutnya, saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ACES, ADRO, AGII, ANTM, BBNI, ERAA, PTBA, dan UNTR.
Kemarin, IHSG (-0,28%) terkoreksi 16,71 poin ke level 6.041,37 di akhir pekan, setelah sempat menguat tipis pada awal sesi perdagangan. Investor melakukan aksi tunggu pertemuan The Fed dalam menyinggung prospek stimulus di AS yang dapat mengakibatkan capital outflow pada negara-negara emerging market dalam jangka pendek.
|Baca juga: Blibli Dikabarkan IPO, Berikut Tanggapan Resmi Perusahaan
Dia menjelaskan kekhawatiran terhadap volatilitas nilai tukar akibat capital outflow menjadi salah satu faktor. Indeks sektor infrastruktur (-0,96%) dan Energi (-0,77%) menjadi penekan dengan indeks sektor Teknologi (+2,58%) dan Healthcare (+0,41%) yang menguat gagal mampu membawa IHSG kembali ke zona positif di akhir sesi.
Leader: DCII, SMMA, EMTK, BBNI, MEGA dan Laggard: BBCA, ARTO, TLKM, BBRI, dan TPIA.
Sementara itu, bursa asia berpotensi rebound pada awal pekan setelah ekuitas AS reli ke rekor baru dan treasuri menguat di akhir pekan lalu. Jerome Powell memberikan indikasi penarikan stimulus dengan cara hati-hati dan bertahap. Dia mengatakan the Fed mungkin mulai mengurangi pembelian obligasi tahun ini akan tetapi tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga dan akan terus dipandu dengan data untuk mempertimbangkan risiko dari varian delta. Investor akan menanti data pekerja AS minggu ini untuk melihat apakah dapat menandai pemulihan yang cukup kuat untuk taper tantrum.
Di Asia, peraturan Beijing terhadap industri swasta akan tetap menjadi fokus utama investor. Seemntara itu, komoditas mayoritas mengalami penguatan dari komoditas energi hingga logam. Harga minyak mentah WTI naik 1,96%, batu bara naik 1,43%, nikel naik 1,09%, dan timah naik 0,77%. Secara sentimen tersebut IHSG berpotensi menguat di awal pekan. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News