1
1

Resesi Diprediksi Terjang Ekonomi AS, Dampaknya ke Indonesia Bagaimana?

Ilustrasi. | Foto: Media Asuransi/Angga Bratadharma

Media Asuransi, JAKARTA – Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman memproyeksikan perekonomian Amerika Serikat (AS) mengalami resesi. Hal itu dengan dasar terjadinya soft landing ekonomi negara Paman Sam diyakini semakin kecil dan wajib diwaspadai serta diantisipasi sebaik mungkin.

|Baca juga: Manulife Suguhkan Bonus Fantastis untuk Produk Investasi Berbasis Asuransi

Helmi menambahkan penurunan suku bunga oleh The Fed sudah semakin dekat. Apalagi dalam beberapa waktu terakhir data manufaktur kian melemah dan tekanan inflasi semakin turun walau belum mencapai level dua persen yang ditargetkan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS).

“Tapi walau inflasi belum sampai dua persen, kita melihat akselerasi tingkat pengangguran di AS dan kini dianggap sebagai indikator tekanan inflasi ke depan,” kata Helmi, kepada awak media, di Jakarta, belum lama ini.

|Baca juga: OCBC Sebut 39% Anak Muda Menabung Cuman Buat Gaya Hidup, Kok Bisa?

Dengan kondisi itu, tambahnya, Citi Indonesia melihat terjadinya soft landing di perekonomian AS semakin kecil. “Dan pandangan kami perekonomian AS mengarah ke resesi sehingga ekspektasi di Citi Indonesia adalah suku bunga The Fed bergerak turun dengan cepat di awal siklus penurunan suku bunga di September,” ucapnya.

Suku bunga The Fed yang turun cepat di awal siklus penurunan itu, masih kata Helmi, yakni di September diperkirakan turun 50 bps, diikuti penurunan 50 bps di Oktober, dan setelah itu penurunan sebanyak 25 bps di setiap pertemuan hingga pertengahan 2025.

|Baca juga: Pangkas Kepemilikan Saham Apple Hampir 50%, Tindakan Warren Buffet Bikin Investor Penasaran

“Sehingga dipertengahan 2025 itu Fed Fund Rate (FFR) mencapai 3,25 persen,” ucapnya.

Dampak resesi AS ke perekonomian Indonesia

Lebih lanjut, ia mengatakan, terdapat dampak tersendiri akibat terjadinya resesi di ekonomi AS terhadap perekonomian Indonesia yang artinya harus ada kewaspadaan. Menurutnya, resesi yang terjadi bakal memengaruhi dari sisi kinerja ekspor dalam negeri terutama permintaan consumer demand.

“Berdampak terhadap ekspor Indonesia yang terkait consumer demand tapi dalam perkiraan dampak terbesar melalui neraca modal. Dan dampak ini positif dalam arti ketika resesi AS di awal-awal biasanya terjadi arus modal masuk ke emerging market. Ini seharusnya membantu keseimbangan demand dan supply di pasar valuta asing,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Ajaib Sarankan Koleksi Saham BBRI, JPFA, AUTO
Next Post Agung Podomoro (APLN) Kembangkan Hunian di Balikpapan dan Samarinda

Member Login

or