Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berpotensi melemah seiring dengan kenaikan kembali tingkat suku bunga acuan The Fed.
Analis PT Sinarmas Future, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa rupiah masih berpotensi melemah dengan kenaikan kembali tingkat suku bunga acuan the Fed sebesar 75 bp menjadi 3,75%-4,00%. “Ini akan menipiskan kembali spread dengan suku bunga BI (4,75%) yang bisa mendorong pelaku pasar mencari dolar AS,” katanya kepada Media Asuransi, Kamis, 3 November 2022.
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Menguat ke Arah Rp15.560
Menurutnya, Bank Sentral AS masih berkomitmen untuk menurunkan tingkat inflasi AS ke level target 2%. Dalam pernyataannya dinihari tadi, Jerome Powell mengatakan bahwa belum melihat inflasi AS turun ke arah yang diinginkan. “Ini artinya The Fed masih akan menahan suku bunga acuannya di level tinggi untuk mengendalikan inflasi,” katanya.
Tapi di sisi lain, sambung Ariston, pelaku pasar mungkin menangkap indikasi bahwa The Fed akan melambatkan laju kenaikan suku bunga acuannya dalam pernyataan Jerome Powell dinihari tadi. Pasar mungkin akan menganggap ini titik balik kebijakan pengetatan agresif the Fed. Dan ini mungkin bisa menahan penguatan dolar AS.
“Potensi pelemahan Rp15.700, dengan potensi penguatan ke arah Rp15.600-Rp15.580,” pungkas Ariston.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,12% ke level Rp15.646 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,03% ke level Rp15.652 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News