Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi melemah karena sentimen risiko akibat konflik Israel-Hamas dan ekspektasi suku bunga tinggi Bank Sentral AS.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini yang masih disebabkan oleh sentimen menghindari risiko akibat konflik Israel-Hamas dan ekspektasi suku bunga tinggi Bank Sentral AS untuk menekan turun inflasi AS.
|Baca juga: Khawatir Konflik Israel-Palestina Meluas, Rupiah Diperkirakan Berpotensi Melemah
“Rencana serangan darat Israel dikhawatirkan mendorong negara lain melibatkan diri sehingga konflik meluas,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa 27 Oktober 2023.
Dia menjelaskan kondisi ekonomi AS yang masih terlihat solid, mendukung lingkungan suku bunga tinggi di AS. Semalam data indeks manufaktur di kawasan New York AS bulan Oktober dirilis lebih baik dari ekspektasi meski terjadi kontraksi, -4,6 vs -7,0. Selain itu, pelaku pasar juga berekspektasi pendapatan perusahaan terbuka di AS akan positif di kuartal ketiga ini.
Dari dalam negeri, jelas dia, data trade balance bulan September memperlihatkan surplus yang melebihi ekspektasi pasar. “Ini seharusnya bisa memberikan sentimen positif dan membantu penguatan rupiah. Tapi sentimen eksternal biasanya lebih kuat dibandingkan sentimen internal,” jelas dia.
Menurut Ariston, potensi pelemahan ke area resisten Rp15.760 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp15.700 per dolar AS.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News