Analis Sinarmas Future Ariston Tjendra mengatakan data inflasi konsumen AS bulan Januari semalam masih menunjukkan kenaikan 6,4% yoy tapi kenaikannya masih di bawah bulan sebelumnya 6,5%. “Hasil ini memang menunjukkan bahwa inflasi AS masih tinggi di atas target 2% tapi masih dalam jalur penurunan,” katanya kepada Media Asuransi, Rabu 15 Februari 2023.
Dia menjelaskan pasar bisa jadi sedikit lega karena inflasi tidak naik melebihi bulan sebelumnya, melihat data tenaga kerja NFP AS di bulan Januari dirilis lebih dari 2 kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya.
|Baca juga: Pergerakan Rupiah terhadap Dolar AS Diperkirakan Kembali Terdepresiasi
“Rupiah berpeluang menguat lagi terhadap dolar AS hari ini. Potensi penguatan ke arah Rp15.100 per dolar AS dengan resistensi di kisaran Rp15.180 per dolar AS,” jelas Ariston.
Dari dalam negeri, Ariston mengatakan kebijakan pemerintah yang baru soal DHE mungkin bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah, di samping optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 ini.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan menguat 0,25% ke level Rp15.166 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,32% ke level Rp15.216 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
1 
