Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah Indonesia menyentuh level terendah dalam lima tahun terakhir, yaitu sekitar 16.595 per dolar AS di penutupan Jumat, 28 Februari 2025, di tengah melemahnya mata uang Asia secara umum. Mata uang Garuda turun 141 poin atau minus 0,86 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
|Baca juga: Rupiah Lunglai di Hadapan Dolar Respons Tarif Baru AS
Faktor utama penekan rupiah dan mata uang Asia lainnya adalah pernyataan Presiden Donald Trump tentang usulan penerapan tarif untuk Meksiko dan Kanada yang akan mulai berlaku pada tanggal 4 Maret.
Dalam sebuah postingan di platform Truth Social miliknya, Trump mengatakan bahwa China akan menghadapi biaya tambahan sebesar 10 persen pada hari itu.
Pada hari Rabu, Trump tampaknya mengindikasikan bahwa pungutan impor yang ditunda untuk Kanada dan Meksiko dapat ditunda sekitar satu bulan lagi, dengan mengatakan pungutan tersebut akan mulai berlaku pada 2 April.
|Baca juga: Jahja Setiaatmadja Borong Saham BCA (BBCA) Senilai Rp2,9 Miliar, Apa Tujuannya?
Namun, seorang pejabat Gedung Putih kemudian mengatakan bahwa tenggat waktu Trump sebelumnya pada tanggal 4 Maret masih berlaku sampai saat ini. Trump juga menyatakan bahwa ia akan segera memberlakukan tarif “timbal balik” sebesar 25% untuk mobil dan barang-barang lain yang berasal dari Uni Eropa.
Dampak tarif Tump ke China akan berdampak ke Indonesia dikarena akan berdampak ke perlambatan ekonomi China yang memiliki efek domino ke ekonomi Indonesia karena China adalah negara tujuan utama komoditas dari Indonesia.
Namun ada kabar gembira dari sejumlah Kawasan industri di Indonesia yang mengaku kedatangan investor asal China yang memindahkan lokasi pabriknya ke Indonesia untuk menghindari tarif AS pada barang asal China.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News