Media Asuransi, JAKARTA – Saham emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sedang ramai menjadi pantauan para pelaku pasar. Bukan hanya harganya yang melesat tajam (nyaris 100% dalam 3 bulan terakhir), tetapi juga munculnya nama investor baru pemegang saham tersebut.
Mengacu pada laporan keterbukaan informasi yang dirilis perseroan pada 20 Juli 2022, nama investor NBS Clients muncul sebagai pemegang saham minoritas dengan kepemilikan lebih dari 5%. Transaksi pembelian saham BUMI oleh NBS Clients dilakukan pada 19 Juli 2022 yang membuat kepemilikannya menjadi 5,54%.
Baca juga: Menkeu: Perbaikan Perekonomian Domestik akan Terus Berlanjut
Namun sebelum laporan keterbukaan tersebut dirilis, menariknya NBS Clients sudah menguasai 6,66 miliar saham BUMI atau setara dengan 4,94%. Hanya saja karena kepemilikannya masih di bawah 5%, tidak perlu ada pelaporan keterbukaan informasi.
Aksi borong saham BUMI terus dilakukan oleh NBS Clients. Pada 20 Juli 2022, NBS Clients kembali menyerok 200 juta saham BUMI yang membuat kepemilikannya naik menjadi 5,69%.
Tidak berhenti di situ saja, NBS Clients terus memborong saham BUMI setiap harinya sejak 22-28 Juli 2022 hingga kepemilikan sahamnya secara total mencapai 9,41 miliar atau setara dengan 6,97%.
Namun, dalam keterbukaan informasi tidak dilaporkan di harga berapa dan apa tujuan NBS Clients membeli saham BUMI.
Lagipula, NBS Clients sendiri merupakan rekening escrow. Secara sederhana rekening escrow merupakan rekening bersama yang dikelola oleh pihak ketiga yang juga memastikan seluruh pihak yang terlibat memenuhi kewajiban serta memperoleh hak.
NBS Clients berkedudukan di Kasernenstrasse, 8021 Zurich, Swiss. Aksi borong saham BUMI oleh NBS Clients, memantik spekaluasi di kalangan pelaku pasar dan membuat harganya melesat tajam terutama sejak pertengahan bulan Juni lalu.
Menariknya, bukan kali ini rekening escrow NBS tercatat memiliki kepemilikan jumbo di BUMI, sebelumnya nama rekening escrow Nomura Bank sempat muncul menjadi rekening tampungan saham jumbo BUMI pada tanggal 21 April 2022, saat satu itu Nomura Bank mendapat titipan 6,67% saham BUMI.
Baca juga: IHSG Berpeluang Bergerak 6.800-7.100, Cermati 3 Saham Ini
Sehari sebelum kemunculan escrow Nomura Bank ini, terdapat investor yang sebelumnya menyimpan saham BUMI dengan kepemilikan jumbo yakni 7,06% melalui Clearstream Banking s a Luxembourg yang memang rajin bertransaksi di saham BUMI pada kuartal pertama tahun ini.
Selanjutnya, perlu dicatat pada tanggal 21 April tersebut ada pemilik saham BUMI jumbo lainya yakni Bambang Sihono yang memegang 5,02% saham BUMI, namun keesokan harinya pada tanggal 22 April, nama Bambang hilang tergantikan oleh Barclays Capital Securities yang memegang 6% saham BUMI, yang saat ini sudah tidak memiliki saham BUMI di atas 5%.
Sebagai emiten batu bara terbesar di Tanah Air, kenaikan harga si batu hitam menjadi katalis positif untuk harga sahamnya. Namun kenaikan harga saham BUMI yang signifikan juga memicu otoritas bursa sampai menyurati emiten yang terkenal afiliasinya dengan Grup Bakrie tersebut.
Dalam surat penjelasan yang dipublikasikan oleh perseroan sore kemarin, 1 Agustus 2022, pihak BUMI menjelaskan tidak mengetahui aktivitas dan maksud (intent) dari pemegang saham serta perseroan tidak melibatkan diri dengan aktivitas tersebut.
Hanya saja pihak BUMI juga menegaskan bahwa memang ada aksi korporasi berupa konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) menjadi saham dalam rangka untuk restrukturisasi utang. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News