1
1

Saham Gudang Garam Terus Diburu Investor Asing

Seorang pialang saham sedang melintas di screen perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi
Media Asuransi – Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masuk dalam daftar saham-saham dengan catatan beli bersih asing cukup besar (top foreign buy) sepanjang perdagangan Senin kemarin, 23 Agustus 2021.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan saham GGRM beli asing sebanyak Rp22,8 miliar sehingga dalam sepekan terakhir perdagangan net buy mencapai Rp48 miliar di pasar reguler. Dalam 3 bulan terakhir asing masuk Rp156 miliar, kendati sepanjang Agustus ini masih net sell Rp23 miliar.

Baca juga: Emiten Olahan Ayam Untung Besar Selama Kuartal II/2021

Menurut data BEI, saham emiten rokok Gudang Garam Filter ini ditutup naik 4,87% di Rp31.775/saham. Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp49 miliar dengan volume perdagangan 1,58 juta saham. 

Saham GGRM masih melemah 3% sepekan dan sebulan terakhir turun 12%. Perseroan baru saja menyelesaikan pembayaran dividen pada 29 Juli lalu atas kinerja laba tahun 2020.

Gudang Garam membayarkan dividen tunai senilai Rp5 triliun. Dengan demikian, setiap pemegang saham akan menerima Rp2.600 per saham.

Tahun lalu, GGRM mencetak laba bersih sebesar Rp7,64 triliun. Sementara, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya mencapai Rp57,34 triliun dengan total ekuitas Rp58,52 triliun.

Baca juga: 7 BUMN Dapat Tambahan Modal Rp182,3 Triliun

Sepanjang tahun lalu, perseroan mencatatkan pertumbuhan 3,57% atas pendapatan menjadi Rp114,47 triliun, dari tahun 2019 sebesar Rp110,52 triliun. Sayangnya, beban biaya pokok penjualan juga naik menjadi Rp97,08 triliun dari posisi 2019 yang sebesar Rp87,74 triliun.

Kenaikan biaya pokok penjualan tersebut membuat laba bruto menjadi Rp17,38 triliun turun dari tahun 2019 yakni Rp22,78 triliun.

Dengan begitu, laba bersih turun 29,19% menjadi Rp7,64 triliun dari laba tahun sebelumnya Rp10,88 triliun.

Menariknya, dari sisi liabilitas, GGRM mencatatkan penurunan total liabilitas menjadi Rp19,66 triliun turun 29% dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp27,71 triliun.

Penurunan tersebut terutama karena penurunan liabilitas jangka pendek menjadi Rp17 triliun dari tahun 2019 sebesar Rp25,25 triliun. Penurunan terbesar terjadi pada pinjaman bank jangka pendek yang dipangkas menjadi Rp6 triliun dari tahun sebelumnya Rp17,21 triliun.

Sementara utang cukai, PPN dan pajak rokok naik menjadi Rp9,05 triliun naik dari tahun sebelumnya Rp5,08 triliun. Per semester I/2021, GGRM mencatatkan pertumbuhan pendapatan, tetapi laba bersih menurun.

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan GGRM mencapai Rp60,58 triliun, naik 12,92% dari Rp53,65 triliun di semester I/2020. Sementara itu, laba bersih mencapai Rp2,31 triliun, turun 39,53% dari Rp3,82 triliun pada semester I/2020. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ketika Pasar Membaik, Saatnya Investasi di Reksa Dana Saham
Next Post Baru 63 Persen Pelajar yang Punya Rekening Tabungan

Member Login

or