Media Asuransi, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor perbankan seiring dengan realisasi penyaluran kredit yang per Oktober 2021 terus meningkat.
Melalui riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia Sector Update bertajuk Banks (Overweight) – Banking sector update: October 2021, analis Mirae Sekuritas, Handiman Soetoyo, menjelaskan bahwa pinjaman terus meningkat sebesar 0,1% month on month (mom) di bulan Oktober 2021, setelah naik sebesar 1,2% mom di bulan September.
Kredit modal kerja dan investasi masing-masing tumbuh sebesar 0,8% dan 0,7%, sedangkan kredit investasi mengalami kontraksi sebesar 1,7% mom. Secara year on year (yoy), pertumbuhan pinjaman mencapai 3,2% pada Oktober, level tertinggi yang kami lihat sejak April 2020. Secara yoy, imbal hasil pinjaman turun 44-63bps, sejalan dengan RRR 7-hari BI yang turun 50bps.
Berdasarkan sektornya, sektor pertanian dan kehutanan naik paling tinggi (+1.1% mom), diikuti oleh transportasi, logistik, dan komunikasi (+0.7% mom), kemudian manufaktur (+0.6% mom). Di sisi lain, sektor konstruksi dan pertambangan mengalami penurunan terbesar (-2.3% mom).
|Baca juga: Mirae Sekuritas Pertahankan Overweight Sektor Perbankan, BBNI dan BMRI Jadi Top Picks
Sementara itu, deposit meningkat lebih lanjut di bulan Oktober, tumbuh sebesar 1,2% mom dan 9,4% yoy. Rasio CASA meningkat di atas 60% untuk pertama kalinya menjadi 60,1% di bulan Oktober, dibandingkan 59,7% di bulan September. Deposito berjangka naik tipis sebesar 0,1% mom dan 0,8% yoy. Karena pertumbuhan simpanan masih melebihi pertumbuhan kredit, LDR turun lebih jauh menjadi 79,0%.
Adapun NPL stabil di 3,2% di bulan Oktober, dengan kredit investasi naik tipis dari 2,88% menjadi 2,95%, sementara kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing turun dari 4,15% menjadi 4,12%, dan dari 1,88% menjadi 1,86%. “Kami menduga bahwa beberapa pinjaman yang direstrukturisasi diturunkan menjadi NPL karena bank menjadi lebih konservatif.”
Pada bulan Oktober, hasil 10M21 keempat bank berada di atas ekspektasi konsensus dalam urutan sebagai berikut: BBCA pada run-rate 86,6%, BBRI pada run-rate 85,9%, BBNI pada run-rate 81,8%, dan BMRI pada 82,4% run-rate terhadap perkiraan FY21.
Akselerasi pertumbuhan pendapatan terutama didorong oleh: 1) beban bunga yang lebih rendah secara signifikan; 2) pendapatan non-bunga yang lebih tinggi (Non-II); dan 3) biaya provisi yang lebih rendah.
Handiman memperkirakan akan melihat akselerasi pendapatan lebih lanjut di bulan November dan Desember karena pertumbuhan pinjaman akan terus meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas bisnis.
“Kami mempertahankan sikap overweight kami di sektor perbankan dengan BBNI sebagai pilihan utama kami (Beli, TP Rp9.000). BMRI adalah pilihan teratas kedua kami pada pertumbuhan pendapatan yang kuat dan penilaian yang relatif rendah (Beli, TP IDR9.075).”
Lebih lanjut, sambung Handiman, BBCA juga merupakan pembelian yang menarik karena hasil yang menggembirakan dalam beberapa bulan terakhir (Trading Buy, TP 8.350).
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News