Dalam laporan terbarunya, yang dikutip Senin 20 Februari 2023, analisis Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menjelaskan data per Jumat, 17 Februari 2023 menunjukkan pergerakan sektor IDX Consumer Cyclicals di tahun 2022 mengalami pelemahan -5,50%. Perolehan tersebut sejalan dengan pergerakan indeks S&P 500 di sektor consumer discretionary (consumer non primer/consumer cyclical) yang juga terkoreksi -37,03% di sepanjang tahun 2022. Sektor tersebut meliputi saham Amazon.com Inc, Target Corp, dan McDonald’s Corp.
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Menakar Prospek Kinerja MAP (MAPA)
Menurut Ratih, penurunan performa saham pada sektor ini akibat melemahnya daya beli seiring dengan kebijakan The Fed yang agresif menaikkan suku bunga sejak Maret 2022 hingga di bulan Desember 2022 sebesar 4,25%-4,5%. Kebijakan dilakukan untuk menekan inflasi tahunan yang berada di level puncaknya pada Maret 2022 sebesar 9,1%.
Return sektor consumer discretionary pada indeks S&P 500 telah mengalami perbaikan secara YtD di tahun 2023 sebesar 16,3% (16/02/2023). Peningkatan sektor tersebut juga tercermin pada retail sales Amerika Serikat di bulan Januari 2023 meningkat 3% MoM, lebih tinggi dari bulan sebelumnya terkontraksi -1,1 MoM.
Sama halnya di Indonesia untuk mengimbangi kebijakan The Fed tersebut Bank Indonesia (BI) ikut menaikkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sejak bulan Agustus 2022 hingga di Desember 2022 menjadi sebesar 5,5% dan pada bulan Januari 2023 sebesar 5,75%. Adapun BI baru merilis keputusan suku bunga di minggu ini yang hasilnya tetap pada level 5,75%. Keputusan menahan suku bunga tersebut akan jadi katalis positif di sektor non primer karena daya beli masyarakat berpotensi menguat. Jika melihat kinerja sektor ritel secara Ytd mengalami pelemahan -0,63% dan hari ini melemah -0,76% (17/2/2023).
Ratih melihat sektor ritel memiliki prospek yang baik di tahun ini, beberapa alasan yang melatarbelakangi, yaitu: Pertama, kembali normalnya mobilitas masyarakat. Kedua, IKK masih di level optimis di bulan Januari 2023 sebesar 123 poin dan lebih tinggi dari bulan Desember 2022 sebesar 119,9 poin sejalan dengan melandainya inflasi di bulan Januari 2023 sebesar 5,28%, turun dari bulan sebelumnya sebesar 5,51%. Melemahnya inflasi berpotensi meningkatkan purchasing power masyarakat untuk membeli barang non primer.
Secara kinerja, beberapa emiten mencatatkan kinerja positif. Seperti MAPI yang mencatatkan penjualan bersih meningkat 55,8% YoY per September 2022 menjadi Rp18,82 triliun. Pencapaian penjualan bersih tersebut bahkan tumbuh 21,8% dibandingkan dari periode sebelum pandemi per September 2019 sebesar Rp15,4 triliun. Sejalan dengan capaian tersebut MAPI pada 9M2022 berhasil meningkatkan performa bottom line dengan laba bersih yang tumbuh sebesar 1640,5% YoY menjadi Rp1,76 triliun. EBITDA margin dan net profit margin tercatat masing-masing sebesar 20,9% dan 9,4%.
|Baca juga: REVIEW SEPEKAN: Data BEI Ditutup Bervariasi
ACES juga mencatatkan peningkatan penjualan bersih yang tumbuh 1,97% YoY menjadi Rp4,78 miliar dan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami peningkatan 8,94% menjadi Rp351 miliar.
Namun, jelas Ratih, di tengah kondisi ekonomi global yang masih cenderung wait and see karena tren suku bunga secara garis besar masih tinggi kami cenderung memilih saham consumer non primer dengan segmentasi pasar menengah ke atas menarik untuk dicermati karena lebih resilient. Emiten sektor ritel yang berhasil meningkatkan segmentasi penjualan melalui platform digital juga akan lebih menarik karena operational expenses (OPEX) akan lebih rendah.
Selain di segmen ritel, emiten di sektor media juga menarik untuk dicermati menjelang pemilu sebagai platform partai politik melakukan aksi kampanye dan traffic data masyarakat untuk mengakses informasi cenderung lebih tinggi menjelang pemilu.
Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal:
1. (Buy) SCMA di area Rp222 dengan target harga pada resistance di level Rp240 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp210.
2. (Buy on Weakness) MAPI di area Rp1470-Rp1.480 dengan target harga pada resistance di level Rp1.650 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.400.
3. (Buy on Weakness) ACES di area Rp520 dengan target harga pada resistance di level Rp600 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp500.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News