Media Asuransi, GLOBAL – Meningkatnya frekuensi peristiwa terkait iklim di Amerika Serikat telah menyebabkan kenaikan premi asuransi di beberapa daerah. Namun, dampak dari kenaikan ini terhadap harga dan keterjangkauan rumah masih belum jelas, sehingga diperlukan analisis lebih lanjut, menurut para analis di S&P Global Ratings.
Dilansir dari laman Reinsurance News, Selasa, 21 Mei 2024, para analis S&P menyoroti adanya perbedaan signifikan dalam biaya asuransi rumah, yang sebagian didasarkan pada kontribusi lahan terhadap nilai keseluruhan properti.
Di beberapa daerah, nilai lahan dapat melebihi nilai bangunan, sehingga cakupan asuransi yang lebih sedikit mungkin dianggap cukup dibandingkan dengan total nilai properti.
|Baca juga: Dirut Tugu Insurance Tatang Nurhidayat Kembali ‘Borong’ Saham TUGU
Sebuah analisis yang mensimulasikan kenaikan mendadak dalam premi asuransi tipikal menunjukkan bahwa pemilik rumah dengan hipotek suku bunga tetap dapat menghadapi situasi yang mirip dengan fitur suku bunga yang dapat disesuaikan. Hal ini terjadi dengan asumsi adanya fleksibilitas terbatas dalam mengelola peningkatan biaya bulanan yang terjadi.
Selain itu, dengan mempertimbangkan dampak pembayaran premi asuransi berlebih di masa depan terhadap nilai rumah saat ini, para analis memperkirakan adanya potensi penurunan harga hingga 10 persen dalam kondisi tertentu. Penurunan ini diproyeksikan terjadi jika premi asuransi diperkirakan naik sebesar 20 persen setiap tahun selama 20 tahun ke depan.
Peningkatan premi asuransi ini menambah tantangan bagi pemilik rumah, terutama dalam mengelola biaya bulanan yang meningkat. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara menyeluruh bagaimana perubahan ini akan memengaruhi pasar perumahan dan kemampuan masyarakat dalam membeli rumah di masa depan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
1 
