1
1

Sri Mulyani: Defisit APBN Capai Rp347,6 Triliun di 2023

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN 2023, di Jakarta, Selasa, 2 Januari 2024. | Foto: Muh Fajrul Falah

Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di 2023 tercatat defisit sebesar Rp347,6 triliun per akhir 2023. Angka itu setara dengan 1,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sri Mulyani mengatakan defisit itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan desain awal APBN yang ditargetkan defisit mencapai Rp598,2 triliun. Juga masih di bawah dari target Perpres Nomor 75 Tahun 2023 yang mencapai Rp479,9 triliun.

“Angka ini (defisit APBN 2023) jauh lebih rendah dari original design APBN yang sebesar 2,84 persen dari PDB dan target Perpres No 75 /2023 yang sebesar 2,27 persen dari PDB,” jelas Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN, di Jakarta, Selasa, 2 Januari 2024.

|Baca: Bitcoin Tembus di Atas US$45 Ribu untuk Pertama Kalinya, Minat Tanam Investasi?

Selanjutnya, Sri mengatakan, pendapatan negara di sepanjang 2023 membukukan nilai sebesar Rp2.774,3 triliun. Angka ini setara dengan 112,6 persen dari target APBN dan 105,2 dari target Perpres.

Belanja negara

Dari lini belanja negara, tercatat senilai Rp3.121,9 triliun atau mencapai 102,0 persen dari target APBN dan 100,2 persen dari target Perpres. Di sisi lain, keseimbangan primer sampai dengan akhir periode 2023 tecatat mengalami surplus senilai Rp92,2 triliun.

Dirinya menyampaikan, kesimbangan primer yang positif ini merupakan kabar gembira, sebab sejak awal disesain defisit. Awalnya dalam APBN 2023 kesimbangan primer didesain defisit Rp256,8 triliun, kemudian dalam Perpres 75/2023 didesain defisit Rp38,5 triliun.

|Baca: Begini Harapan Sri Mulyani untuk Kementerian Keuangan di 2024

“Keseimbangan primer pas awal kita desain kira-kira defisit, namun realisasinya ternyata surplus Rp92,2 triliun,” ungkapnya.

Sri mengakui bahwa nilai surplus keseimbangan primer ini menjadi perolehan pertama setelah 10 tahun ke belakang yang selalu mengalami defisit. “Ini adalah surplus keseimbangan primer pertama kali sejak 2012, jadi hampir 10 tahun. Ini sesuatu yang luar biasa,” pungkas Sri Mulyani.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2023 terus Meningkat
Next Post Aon: Tantangan Bisnis Asuransi Kian Meningkat di Masa Mendatang

Member Login

or