Media Asuransi, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku efek startup bubble turut mempengaruhi minat perusahaan rintisan untuk menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia. Bahkan, tak hanya untuk startup, kondisi ekonomi global yang bergejolak juga membawa pengaruh ke semua sektor.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan hal itu merupakan sesuatu yang wajar.
Baca juga: Hingga Mei 2022, Antam (ANTM) Berhasil Jual 11,05 Ton Emas
“Meski begitu kami tetap tisIPO masih sesuai target. Saat ini sudah ada 40 yang di pipeline hingga akhir tahun dan dari berbagai industri,” jelasnya kepada Media Asuransi, Rabu, 29 Juni 2022.
Namun Nyoman mengaku belum bisa mengungkapkan nama-nama perusahaan yang akan listing tersebut karena masih dalam proses. Dari 40 perusahaan yang akan mencatatkan saham perdananya di bursa menurutnya ada juga yang merupakan startup.
Baca juga: Proses Verifikasi Nasabah, Kunci Tumbuhnya Layanan Bank Digital
Terkait dengan target di Direktorat Penilaian Perusahaan, Nyoman memastikan tidak ada perubahan target sampai akhir tahun. Namun realisasi diharapkan dapat lebih tinggi. Sejauh ini, pencatatan perusahaan baru di BEI sepanjang 2022 berjumlah 21 perusahaan dengan 40 calon emiten dalam pipeline.
Pada 2021, BEI mencatatkan 54 perusahaan melakukan IPO sebagai emiten baru dengan total penggalangan dana Rp62,61 triliun. Nilai IPO tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah BEI. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News