Media Asuransi, JAKARTA – Pinjaman digital semakin populer di Indonesia, terutama karena kemudahannya: cukup lewat aplikasi, proses cepat, dan dana bisa langsung cair ke rekening. Namun, di balik kemudahan itu, ada satu hal yang sering terlewat oleh banyak orang, yaitu pemilihan tenor atau jangka waktu pelunasan pinjaman.
Tenor adalah faktor penting yang menentukan berapa besar cicilan bulanan yang harus kamu bayarkan dan berapa total bunga yang akan ditanggung. Salah memilih tenor bisa membuat cicilan terasa berat atau justru membuat beban bunga semakin tinggi.
|Baca juga: Mau Keuangan Stabil? Saatnya Belajar Investasi Sejak Dini
|Baca juga: 4 Tips Jitu Menggunakan Pinjaman Digital dengan Bijak
Mengutip Bank Neo Commerce, Minggu, 5 Oktober 2025, sebelum klik tombol ajukan pinjaman, ada baiknya memahami cara memilih tenor yang sesuai dengan kondisi keuangan pribadi. Salah satu keunggulan pinjaman digital adalah fleksibilitas dalam memilih tenor. Kamu bisa menyesuaikan waktu pelunasan sesuai kebutuhan dan kemampuan bayar.
Tenor panjang
Tenor yang lebih panjang memberikan cicilan bulanan yang lebih ringan. Ini cocok jika kondisi keuangan sedang ketat, misalnya, ada banyak pengeluaran rutin atau penghasilan belum terlalu besar. Namun, konsekuensinya, total bunga yang harus dibayar akan lebih besar.
Tenor pendek
Sebaliknya, tenor yang lebih pendek biasanya membuat cicilan bulanan lebih besar, tetapi total bunga yang ditanggung jauh lebih ringan. Jadi, kalau arus kas bulanan cukup longgar, tenor pendek bisa lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
|Baca juga: Mengenal Asuransi Kesehatan Demi Masa Depan yang Lebih Tenang
|Baca juga: Bukan Sekadar Pajangan, Action Figure Ternyata Bisa Jadi Investasi Menggiurkan!
Sesuaikan dengan kemampuan bayar
Tidak ada pilihan tenor yang benar atau salah. Semua kembali pada kondisi keuangan masing-masing. Prinsip dasarnya adalah jangan sampai cicilan melebihi kemampuan bayar.
Idealnya, cicilan utang (termasuk pinjaman digital) tidak lebih dari 30 persen dari total penghasilan bulanan. Dengan batas ini, kamu masih bisa mengalokasikan dana untuk kebutuhan pokok, tabungan, dan dana darurat tanpa terganggu.
Berikut tips praktis memilih tenor pinjaman digital:
1. Hitung arus kas bulanan
Catat semua penghasilan dan pengeluaran rutin. Dari situ, tentukan berapa maksimal cicilan yang sanggup dibayar tanpa mengorbankan kebutuhan pokok.
2. Pikirkan kebutuhan darurat
Jangan sampai seluruh sisa penghasilan habis untuk cicilan. Sisakan ruang untuk dana darurat, misalnya kesehatan, perbaikan rumah, atau kebutuhan mendadak lainnya.
|Baca juga: OJK Kasih Waktu 6 Bulan untuk Bank hingga LKNB Punya Unit Khusus Pembiayaan UMKM
|Baca juga: OJK Sebut Dana Rp200 Triliun dari Pemerintah Permudah UMKM Akses Kredit Perbankan
3. Perhatikan tujuan pinjaman
Kalau pinjaman digunakan untuk kebutuhan produktif, seperti modal usaha kecil atau biaya pendidikan, memilih tenor agak panjang bisa masuk akal. Namun, kalau pinjaman hanya untuk kebutuhan sekali pakai, tenor pendek lebih bijak agar tidak menanggung bunga terlalu lama.
4. Evaluasi setiap bulan
Jika ada perubahan penghasilan, segera evaluasi kondisi keuangan. Jangan segan untuk melunasi lebih cepat jika memungkinkan, karena ini bisa mengurangi total bunga yang dibayar.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News