1
1

Sun Life Sebut Hanya 27% Anak Pewaris Siap Lanjutkan Kepemimpinan Bisnis Keluarga

Ilustrasi. | Foto: Asia Insurance Review

Media Asuransi, GLOBAL – Minat generasi penerus yaitu anak atau anggota keluarga muda yang diproyeksikan mengambil alih bisnis keluarga tercatat masih rendah di Asia. Situasi dan kondisi semacam ini tentu perlu menjadi perhatian terkait arah bisnis perusahaan di masa mendatang.

Melansir Insurance Asia, Jumat, 5 Desember 2025, laporan Sun Life Asia menunjukkan hanya 27 persen generasi penerus yang belum terlibat dalam usaha keluarga menyatakan kesediaan penuh untuk memimpin saat diwariskan. Di sisi pemilik, hanya 40 persen yang yakin anak mereka siap melanjutkan bisnis.

Survei tersebut mengungkap hanya sekitar sepertiga bisnis keluarga di Asia memiliki rencana suksesi yang sepenuhnya terstruktur, meski 85 persen perusahaan di kawasan merupakan bisnis keluarga. Sun Life menilai kurangnya rencana suksesi membuat bisnis rentan di tengah alih generasi kekayaan yang semakin besar.

Vietnam menjadi negara dengan proporsi rencana suksesi terstruktur terendah sebesar 14 persen, sementara Indonesia tertinggi dengan 39 persen. Di Hong Kong, hanya 20 persen responden memiliki rencana suksesi matang, sedangkan Singapura mencapai 28 persen.

|Baca juga: Bencana Banjir di ASEAN Picu Kerugian hingga Jutaan Dolar AS, Indonesia Termasuk!

|Baca juga: OJK Larang Perusahaan Asuransi Repricing Premi Mendadak, Ini Alasannya!

Komunikasi antara generasi masih menjadi kendala. Hanya 44 persen generasi penerus yang sudah terlibat dalam bisnis mengatakan rencana warisan telah disampaikan sepenuhnya. Angka tersebut turun menjadi 27 persen untuk mereka yang belum terlibat. Mayoritas pembicaraan dilakukan melalui rapat keluarga formal.

Perlindungan finansial keluarga menjadi prioritas utama dalam perencanaan warisan dan dipilih oleh 69 persen responden. Selanjutnya, 54 persen memilih perencanaan harta yang jelas dan 51 persen fokus pada pembangunan kekayaan jangka panjang.

Sebanyak 68 persen berharap kekayaan yang diwariskan diinvestasikan untuk pertumbuhan jangka panjang, termasuk melalui instrumen keuangan dan asuransi jiwa.

Kurang dari separuh pemilik bisnis keluarga telah berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional. Dari mereka yang telah atau berencana, 61 persen mengutamakan keahlian, 52 persen kemampuan mengelola kebutuhan keluarga jangka panjang, dan 49 persen pendekatan personal.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bitcoin Tembus Rp1,5 Miliar, Institusi Besar Kembali Dorong Reli Menjelang FOMC
Next Post IHSG Terus Menguat di Sesi I

Member Login

or