Media Asuransi, JAKARTA – Super You by Sequis optimistis menghadapi tahun 2023, karena asuransi berbasis online semakin diminati masyarakat. Hingga November 2022 atau year to date (ytd), tercatat lebih dari 20 ribu polis asuransi Super You yang dimiliki nasabah. Tahun depan target premi Super You mencapai Rp15 miliartis.
Menurut Head of Sequis Digital Channel, Antonius Tan, pencapaian hingga November 2022, menunjukkan bahwa kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat dan nasabah kepada perseroan terus bertambah. Sequis ingin membantu masyarakat melewati masa resesi dengan baik dan tetap bisa produktif berkarya karena sudah memiliki perlindungan asuransi.
“Untuk itu, kami tidak segan menargetkan pada tahun 2023 dapat meraih pendapatan premi hingga Rp15 miliar. Selain itu, inovasi juga akan kami lakukan melalui peluncuran 4 produk proteksi kesehatan guna memenuhi kebutuhan berasuransi masyarakat yang beragam. Kami cukup optimis pada tahun depan, Super You dapat mencapai target lebih dari 15.000 polis baru,” kata Antonius dalam acara literasi asuransi bertema #SuperSp3ktaDay secara hybrid, Kamis, 24 November 2022.
|Baca juga: Sequis Luncurkan Platform Asuransi Online: Super You
Acara ini diselenggarakan Super You by Sequis Online, kanal asuransi digital Sequis, dalam merayakan 3 tahun kehadirannya di industri asuransi. Diskusi bertema #SuperSp3ktaDay: “Resesi Global: Kesempatan atau Ancaman”. Selain Antonius Tan, pembicara lain yang menyampaikan materi dalam talkshow ini adalah Founder of @gatherich, Ken Handersen dan Founder of @ladybossproject.id, Kelly Patricia.
Antonius Tan juga menyarankan agar masyarakat tidak hanya berpikir bahwa asuransi yang terbaik adalah yang berpremi mahal. Sebaliknya, memiliki asuransi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial lewat Super You by Sequis Online, karena asuransi sudah dapat dibeli mulai dari Rp20 ribuan. Nilai perlindungan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan membayar. “Dengan harga yang terjangkau, banyak manfaat tersedia untuk melindungi nasabah tanpa perlu melewati prosedur cek Kesehatan,” tuturnya.
“Jika terjadi kejadian tak terduga saat resesi ekonomi maka kerugian yang harus ditanggung bisa jadi semakin besar karena ada kemungkinan terjadinya penurunan penghasilan. Bila dari saat ini kita tidak memiliki jaring pengaman finansial maka akan sulit untuk bertahan saat resesi,” kata Ken Handersen.
Dia menyarankan agar masyarakat memprioritaskan keselamatan diri dan keuangan keluarga dalam menghadapi resesi ekonomi melalui asuransi jiwa dan kesehatan. Untuk mempersiapkan dana asuransi, Ken juga menyinggung soal arus kas positif, yakni pemasukan lebih besar dari pengeluaran. Selisihnya dapat digunakan untuk melunasi utang. Jika utang sudah lunas atau nilainya berkurang maka akan lebih leluasa menyiapkan dana darurat dan asuransi, lalu bisa berinvestasi.
|Baca juga: Bukukan Laba Rp259 M di Kuartal II/2022, Sequis Tingkatkan Layanan kepada Nasabah
Menurutnya, risiko finansial yang besar kebanyakan berasal dari kebutuhan dana berjumlah besar dan cepat untuk biaya pengobatan atau berhentinya sumber pendapatan secara mendadak karena pencari nafkah tidak dapat lagi bekerja atau tutup usia. “Peran asuransi adalah menjaga kondisi finansial keluarga dari dua risiko besar tersebut. Bagi yang sudah memiliki asuransi dapat meninjau kembali apakah nilai proteksinya sudah memadai dalam menghadapi resesi,” jelas Ken.
Ancaman resesi ekonomi global di tahun depan memang telah menimbulkan kekhawatiran di banyak negara. Namun di Indonesia, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih dari 5 persen year on year (yoy) pada kuartal III/2022. Walau demikian, kita tetap perlu waspada akan ketidakpastian global. Salah satu hal yang dapat terjadi sebagai dampak ketidakpastian global ini adalah potensi terjadinya kenaikan suku bunga oleh bank sentral demi memperlambat inflasi.
Kelly Patricia mengatakan bahwa informasi resesi kadang enggan diketahui oleh sebagian masyarakat, karena dirasa dapat menimbulkan kekhawatiran. Namun menurutnya, memiliki pengetahuan mengenai dampak resesi ekonomi akan membantu melakukan antisipasi menghadapi perubahan kehidupan yang dapat terjadi.
Dia tegaskan, resesi tidak selalu menjadi ancaman, namun bisa saja menjadi kesempatan selama kita mempersiapkan diri dan melakukan kontrol finansial. Caranya yakni menurunkan gaya hidup, tidak boros tapi tidak juga menahan uang, karena ekonomi harus bergerak. “Pendapatan yang kita miliki sebaiknya diatur dengan bijaksana agar kebutuhan saat ini tetap dapat terpenuhi sekaligus bersiap memenuhi kebutuhan pada masa mendatang,” kata Kelly.
Dia menyarankan untuk meningkatkan investasi, misalnya jika memiliki cash tambahan maka dapat membeli aset likuid (mudah dicairkan) dan harganya ‘diskon’. Karena saat resesi, banyak aset yang harganya turun. “Nantinya, nilai aset berpotensi meningkat pada masa depan,” tambahnya.
Menutup rangkaian peringatan ulang tahun Super You, Antonius mengajak masyarakat agar tidak panik menghadapi resesi tapi segera mengamankan aset berharga dengan asuransi. “Saat ini berasuransi tidak lagi sulit karena dapat dilakukan secara online,” tegasnya.
Dia optimistis bahwa Super You dapat tetap menjadi pilihan masyarakat karena terbukti selama 3 tahun berhasil melakukan inovasi, yakni telah meluncurkan 3 produk asuransi Kesehatan: Super Well (asuransi penyakit kritis), Super Care (asuransi penyakit menular), dan Super Easy Health Protection (asuransi kesehatan menyeluruh). Super You juga telah memenuhi standar keamanan informasi dalam penyediaan produk asuransi digital serta memenuhi standar keamanan transaksi produk asuransi digital melalui sertifikasi ISO/IEC 27001:2013.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News