1
1

Survei Aon: Serangan Siber Jadi Risiko Utama Bisnis di India

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Pialang asuransi Aon menyebutkan serangan siber dan pelanggaran data telah diidentifikasi sebagai risiko utama bisnis bagi organisasi di seluruh India. Pihak terkait harus mewaspadai risiko tersebut guna memacu laju bisnis lebih baik di masa mendatang.

Aon mengumumkan hasil dari Survei Manajemen Risiko Global 2023-nya, yang mengumpulkan data dari hampir 3.000 manajer risiko, pemimpin c-suite, bendahara, profesional bakat, dan eksekutif lainnya di 61 negara dan wilayah. Hal itu untuk mengidentifikasi tantangan bisnis terbesar mereka.

Mengutip Reinsurance News, Jumat, 15 Maret 2024, menurut survei tersebut, risiko bisnis teratas saat ini di India adalah serangan siber dan pelanggaran data, gangguan bisnis, dan kegagalan dalam menarik atau mempertahankan bakat teratas.

Serangan siber dan pelanggaran data dianggap sebagai risiko teratas, naik dari posisi ketujuh dalam survei 2021 menjadi risiko nomor satu yang dihadapi bisnis-bisnis India saat ini. Aon mencatat ketergantungan India pada teknologi kemungkinan meningkat dengan adopsi infrastruktur digital yang luas.

|Baca juga: Sistem Kesehatan AS Alami Serangan Siber, Indonesia Wajib Waspada!

Pialang tersebut juga memperingatkan karena peningkatan digitalisasi maka kejahatan siber terus merajalela. Hal itu dengan biaya dan kompleksitas terkait di mana pelanggaran semacam itu memaksa perusahaan untuk melihat mekanisme mitigasi risiko dan transfer guna lebih baik mengelola risiko siber mereka.

Selain itu, gangguan bisnis menempati peringkat kedua secara global untuk India. Menariknya, hanya 16,7 persen perusahaan India yang melaporkan mengalami kerugian dibandingkan dengan 32,2 persen secara global.

Data juga menyoroti bahwa kegagalan dalam menarik atau mempertahankan bakat teratas merupakan risiko terbesar ketiga yang dihadapi organisasi di seluruh India. Hal itu juga menempati peringkat keempat secara global dan diprediksi tetap menjadi risiko terpenting keempat pada 2026, demikian yang diungkapkan oleh Aon.

CEO dan Pejabat Utama Aon India Insurance Brokers Private Limited Jon Pipe mengatakan, di saat perubahan yang cepat dan volatilitas meningkat, para pemimpin keuangan, risiko, dan kepegawaian perlu bersatu untuk memahami bagaimana risiko-risiko ini saling terhubung.

“Sifat disruptif dari lanskap bisnis India telah meningkatkan kesadaran akan perlunya asuransi siber dan kerugian gangguan bisnis. Dengan menggunakan analitik canggih dan kemampuan modal risiko dan modal manusia terintegrasi, kami membantu klien mengukur, mengelola, dan mencocokkan modal dengan risiko-risiko yang diakui saat ini,” pungkasnya.

 

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Lonjakan Kerugian Iklim Jadi Pemantik Perusahaan Asuransi Naikkan Premi
Next Post Ekspor Indonesia Februari 2024 Mencapai US$19,31 Miliar

Member Login

or