Media Asuransi – Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa harga properti residensial tumbuh meningkat pada kuartal II/2021 secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal II/2021 tercatat 1,49 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 1,35 persen yoy. Walau demikian, peningkatan harga properti residensial ini belum setingi periode yang sama tahun lalu, yakni 1,59 persen yoy.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengatakan bahwa kenaikan IHPR tersebut terjadi pada rumah tipe kecil dan menengah. “Untuk rumah tipe kecil tercatat tumbuh sebesar 2,07 persen yoy dan rumah tipe menengah tumbuh 1,59 persen,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Jumat, 13 Agustus 2021.
|Baca juga: Ini Alasan, Mengapa Asuransi Properti Sangat Penting
Harga properti residensial primer diprakirakan tumbuh lebih terbatas pada kuartal III/2021 sebesar 1,12 persen yoy. Pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yakni sebesar 1,51 yoy.
Perlambatan pertumbuhan harga properti residensial diprakirakan terjadi pada seluruh tipe. Properti residensial tipe kecil diprakirakan tumbuh 1,65 persen yoy, tipe menengah tumbuh 1,09 persen yoy, dan tipe besar tumbuh 0,62 persen yoy. Sementara itu pada kuartal sebelunya, properti residensial tipe kecil diprakirakan tumbuh 2,07 persen yoy, tipe menengah tumbuh 1,59 persen yoy, dan tipe besar tumbuh 0,81 persen yoy.
|Baca juga: Hasil Survei BI, Penjualan Properti Residensial Meningkat
Dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal II/2021 mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi 10,01 persen yoy pada kuartal II/2021, menurun dari 13,95 persen yoy pada kuartal sebelumnya. “Penurunan penjualan properti yang lebih dalam tertahan oleh penjualan properti tipe rumah menengah yang tetap tumbuh positif,” jelas Erwin.
Berdasarkan sumber pembiayaan, hasil survei menunjukkan bahwa pengembang masih mengandalkan pembiayaan yang berasal dari nonperbankan untuk pembangunan properti residensial. Pada kuartal II/2021, sebesar 66,45 persen dari total kebutuhan modal pembangunan proyek perumahan berasal dari dana internal. Sementara dari sisi konsumen, pembiayaan perbankan dengan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) tetap menjadi pilihan utama konsumen dalam pembelian properti residensial dengan pangsa mencapai 75,08 persen dari total pembiayaan. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News