Media Asuransi – Di bulan Mei lalu diperkirakan surplus perdagangan Indonesia akan mencapai yang terbesar dalam enam bulan terakhir, yakni USD2,3 miliar. Angka ekspor dan impor diprediksi melonjak di tengah harga komoditas yang tinggi dan pemulihan perdagangan global, demikian menurut jajak pendapat Reuters.
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu membukukan surplus perdagangan setiap bulan sejak Mei 2020 karena pengiriman didorong oleh harga komoditas yang tinggi, dan mitra dagang mulai melonggarkan pembatasan terkait virus corona, sementara pemulihan impor lebih lambat karena permintaan domestik yang lemah.
Surplus perdagangan Indonesia sepanjang April kemarin mencapai USD2,19 miliar, demikian laporan Reuters, di Jakarta, Jumat, 11 Juni 2021.
Sebelas ekonom dalam jajak pendapat itu memperkirakan ekspor melambung 57,49% pada basis tahunan, untuk periode Mei, melampaui kenaikan April sebesar 51,94%, sementara impor terlihat melonjak 65% pada Mei, dibandingkan kenaikan 29,93% pada bulan sebelumnya.
“Lonjakan ini cenderung disebabkan oleh low base effect pada tahun lalu karena volume perdagangan sangat rendah di awal pandemi,” kata Josua Pardede, ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI).
Josua memperkirakan Indonesia akan terus mencatat surplus perdagangan untuk beberapa waktu, didukung harga komoditas yang tinggi. Wan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
