Media Asuransi, GLOBAL – Meskipun terjadi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang belum pernah terjadi sebelumnya, pasar merger dan akuisisi (M&A) dan restrukturisasi asuransi jiwa di Eropa tetap aktif. PwC memperkirakan volume transaksi akan terus meningkat di semua pasar inti di Eropa karena perusahaan asuransi fokus pada pasar inti mereka, memeriksa penyebaran modal, dan menyederhanakan operasi.
“Sejalan dengan para peserta survei, kami memperkirakan pasar asuransi jiwa akan terus mengalami tingkat aktivitas yang tinggi di tahun-tahun mendatang, meskipun iklim ekonomi sedang bergejolak, dengan para pelaku pasar yang berfokus pada pencapaian skala ekonomi, penggunaan sumber daya modal yang terbatas secara efisien, dan tinjauan portofolio strategis,” kata Direktur, Layanan Pemodelan Risiko, PwC Inggris, Steve Harrison.
Dikutip dari laporan PwC, hasil survei ini mendukung pandangan PwC bahwa aktivitas transaksi di seluruh benua Eropa sepertinya tidak akan mengalami perlambatan yang nyata. Khususnya Prancis, Jerman, dan Italia yang telah diidentifikasi sebagai pasar utama untuk aktivitas yang lebih besar dalam waktu dekat dan pasar yang lebih matang, seperti Inggris, diidentifikasi sebagai pasar di mana tingkat aktivitas yang tinggi diperkirakan akan terus berlanjut.
|Baca juga: S&P: Asuransi Jiwa AS Alami Masalah Modal dan Pendapatan Investasi
Lebih lanjut terkait aktivitas M&A dan restrukturisasi, dalam survei tersebut menunjukkan bahwa para partisipan lebih cenderung terlibat dalam aktivitas M&A daripada aktivitas restrukturisasi lainnya selama 18 bulan ke depan. Mayoritas berharap untuk terlibat dalam akuisisi, dengan aktivitas reasuransi dan lindung nilai juga menjadi agenda utama.
Dalam laporan tersebut dikatakan jika skala ekonomi diidentifikasi sebagai pendorong paling penting dari aktivitas transaksi, diikuti oleh pelepasan modal dan penguatan posisi kompetitif. Hal ini tidak mengherankan mengingat kondisi ekonomi makro saat ini.
Peserta survei tersebut berharap untuk menetapkan harga transaksi asuransi jiwa dengan target IRR antara 10% dan 20%, dengan mayoritas peserta memilih angka di kisaran 10% hingga 14%.
Meskipun terdapat keragaman di antara jawaban-jawaban yang diberikan, target pengembalian ini konsisten dengan pengalaman kami mengenai ekspektasi pengembalian para investor. Imbal hasil yang tinggi dan jangka waktu yang panjang memberikan peluang yang menarik bagi para investor.
Kemudian terkait penetapan harga transaksi. Dalam laporan tersebut dikatakan jika dividen dan perolehan kas merupakan metrik utama dalam menentukan harga transaksi asuransi jiwa bagi sebagian besar peserta.
Keberhasilan suatu transaksi secara intrinsik terkait dengan kemampuan tim manajemen untuk benar-benar mengeksekusi transaksi. Peserta menempatkan kompleksitas operasional dan teknologi sebagai tantangan utama mereka saat menyelesaikan transaksi, dengan pencapaian ekspektasi harga dan lanskap yang kompetitif tidak jauh di belakang.
Kemudian dalam laporan tersebut disebutkan jika ESG merupakan area fokus baru sebagai bagian dari uji tuntas untuk transaksi asuransi jiwa, karena sifat investasi jangka panjang. Meskipun saat ini ESG tidak mempengaruhi harga transaksi, ESG sedang dan akan menjadi lebih menonjol dalam latihan penetapan harga.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News