Media Asuransi, GLOBAL – Swiss Re Institute meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2024 menjadi 2,2 persen. Keputusan itu dengan merujuk pada efek bawaan yang signifikan dari kinerja kuat tahun sebelumnya.
Revisi ini mencerminkan fenomena statistik di mana dinamika pertumbuhan tahun sebelumnya memengaruhi proyeksi tahun ini. Meskipun terjadi peningkatan, namun kekhawatiran timbul mengenai apakah sektor asuransi akan mendapatkan manfaat dari lonjakan pertumbuhan ini.
Dilansir dari laman Reinsurance News, Senin, 4 Maret 2024, ekonomi AS mengakhiri 2023 dengan tingkat pertumbuhan yang kuat sebesar 3,3 persen, menghasilkan efek bawaan sebesar 1,3 persen ke 2024. Namun, Swiss Re memperingatkan peningkatan mekanis ini menyembunyikan perlambatan yang diantisipasi dalam aktivitas ekonomi.
|Baca juga: Negara G20 Sepakat Perkuat Kerja Sama Atasi Tantangan Perekonomian Global
Faktor-faktor seperti penurunan permintaan konsumen dan korporat, kelonggaran moneter yang terbatas, dan volatilitas harga aset dapat menjadi tantangan bagi perusahaan asuransi yang beroperasi di pasar AS.
Meskipun proyeksi utama menunjukkan prospek cerah untuk ekonomi AS, namun Swiss Re menekankan realitas yang lebih suram, mengantisipasi empat kuartal pertumbuhan di bawah tren. Sebaliknya, diperkirakan area euro mengalami efek bawaan minimal, dengan pertumbuhan stagnan pada 2023 berkontribusi pada pertumbuhan sekitar 0,3 persen pada 2024.
Institut ini menyoroti tiga implikasi bagi sektor asuransi dan keuangan lebih luas. Pertama, diantisipasi adanya pelonggaran kebijakan yang berangsur-angsur dan terbatas dari Federal Reserve di tengah momentum ekonomi yang persisten.
Kedua, peringatan diberikan terkait potensi penyesuaian kembali dan volatilitas pasar keuangan karena data ekonomi mungkin tidak mencapai proyeksi utama yang tahan lama. Ketiga, Swiss Re memperingatkan meskipun terjadi peningkatan statistik dalam PDB, tapi bisnis dan konsumen kemungkinan merasakan perlambatan, terutama dengan suku bunga tinggi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News