Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan bahwa di tahun 2019 lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mencatatkan pertumbuhan yang positif, yaitu 1,70 persen, ditutup di level 6.299,5. Kondisi yang relatif bagus, mengingat sepanjang tahun lalu IHSG sempat beberapa saat berada di zona merah. “Kita menyaksikan net buy investor asing di pasar saham mengalami peningkatan yang begitu signifikan, dari mencatatkan net sell Rp50,7 triliun di tahun 2018 menjadi net buy Rp49,2 triliun di tahun 2019. Jumlah investor juga meningkat signifikan pada tahun 2019 lalu,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara Pembukaan Perdagangan Bursa Tahun 2020 di BEI Jakarta, 2 Januari 2020.
Wimboh juga menuturkan bahwa aktivitas penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal tahun 2019 lalu juga terbilang cukup baik, yaitu sebesar Rp166,8 triliun dengan 60 emiten baru dan tiga equity crowdfunding. Menurut dia, hal ini terbilang cukup stabil dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp166,1 triliun dengan 62 emiten baru. “Hal ini menandakan masih tingginya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Tingginya market confidence ini juga diperkuat oleh hasil survei yang dilakukan oleh Bloomberg terhadap 57 global investors dan traders yang menempatkan Indonesia di ranking tertinggi diantara negara-negara emerging market untuk tujuan investasi di instrumen saham dan surat utang, mengalahkan Tiongkok dan India. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” jelasnya.
Lebih lanjut diuraikannya bahwa capaian ini merupakan kerja keras dan dukungan berbagai pihak, baik pemerintah, Bank Indonesia (BI), maupun seluruh pelaku pasar modal. Dengan sinergi kebijakan yang dibangun bersama, kepercayaan investor dan pelaku pasar modal terhadap fundamental dan prospek ekonomi Indonesia tetap dapat terjaga. “Di tahun 2020 ini kita dihadapkan pada downside risk dari perlambatan ekonomi global apabila tensi perang dagang antara Amerika dan Tiongkok belum menemukan kesepakatan yang solid dan belum meredanya gejolak politik di beberapa kawasan serta perkembangan Brexit di Eropa. Merespons kondisi tersebut, di tahun 2020 ini penurunan tingkat suku bunga acuan yang didukung dengan kebijakan quantitative easing masih akan berlanjut, terutama di Eropa,” tutur Wimboh Santoso.
Ketua Dewan Komisioner OJK ini juga menyatakan bahwa mengingat begitu pentingnya peran industri pasar modal, tahun ini pihaknya akan terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk meluncurkan berbagai kebijakan strategis pengembangan pasar modal kita untuk mewujudkan industri pasar modal yang resilient, efisien, transparan dan kredibel. Beberapa kebijakan yang akan dikeluarkan tahun ini akan kami fokuskan diantaranya pada: Pertama, peningkatan pelaksanaan governance yang lebih baik. Diantaranya melalui peningkatan standar prudensial dan transparansi terutama transparansi laporan Keuangan yang telah diaudit dan enforcement yang konsisten terhadap pelanggaran ketentuan dan etika.
Kedua, meningkatkan peran pasar modal dalam pembiayaan berbagai proyek di sektor-sektor strategis pemerintah, diantaranya melalui pemberian berbagai insentif kepada para emiten yang bergerak pada pengembangan sektor-sektor strategis pemerintah dan yang mengedepankan aspek ramah lingkungan. Ketiga, meningkatkan peran pasar modal dalam pengembangan UMKM, yakni melalui penerapan digitalisasi di pasar modal yang dimulai dari produk pasar modal berbasis digital seperti equity crowdfunding, proses transaksi secara digital antara lain pemesanan efek secara elektronik, perizinan secara elektronik, termasuk otomasi proses benchmarking ke harga pasar dalam proses marking to market.
Keempat, membangun ekosistem pasar modal yang lebih dalam. Upaya ini kami lakukan, diantaranya dengan: mempercepat perluasan basis emiten dan investor terutama retail dengan optimalisasi hadirnya tekhnologi terutama proses registrasi dan persetujuan, enforcement yang konsisten terhadap governance dan transparansi dalam peningkatan market conduct dan perlindungan konsumen, dan peningkatan adopsi dan penerapan standards dengan mendasarkan pada best practice yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia.
Berbagai inisiatif ini dimaksudkan agar pasar modal kita lebih stabil dengan volatilitas yang rendah. Dengan demikian, integritas pasar akan terjaga dan kepercayaan investor dan pelaku pasar pada pasar modal kita dapat ditingkatkan. “Besar harapan kami, melalui berbagai kebijakan yang kami sampaikan tadi, penguatan sinergi dengan berbagai pihak serta dengan dukungan perbaikan fundamental ekonomi kita, pasar modal dapat berperan lebih besar dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional dan gerak aktivitas usaha sektor riil,” tandas Wimboh. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News