1
1

Tarif Reasuransi Akan Hardening dalam Renewall per 1 April 2023

Industri reasuransi global. | Foto: Ist

Media Asuransi, GLOBAL – Tarif reasuransi diperkirakan akan mengalami sedikit hardening pada renewall di bulan April mendatang, menurut para ahli, konsumen individu mungkin belum menanggung beban secara langsung.

Dikutip dari laman BQ Prime, diketahui dalam siklus renewall global pada 1 Januari, tarif reasuransi mengalami kenaikan.

Perusahaan reasuransi memutuskan untuk menaikkan suku bunga secara global, karena kerugian besar yang dipicu oleh peristiwa bencana besar seperti Covid-19, inflasi, dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung.

Efeknya diperkirakan akan merembet ke India. “Kita mungkin akan melihat kenaikan rata-rata 10%-25% dalam tingkat reasuransi dalam siklus pembaruan mendatang di India,” kata, Chief Executive Officer AXA France Vie-Cabang Reasuransi India, Ankur Nijhawan.

“Korporasi mungkin akan mengalami dampak yang lebih tinggi daripada individu,” kata Direktur Pelaksana Howden Insurance Brokers India, Amit Agarwal. “Cyber, tanggung jawab terkait bank, tanaman dan kebakaran adalah beberapa segmen yang diperkirakan akan mengalami tekanan dalam hal pembaruan reasuransi,” tambahnya.

|Baca juga: Pasar Reasuransi Jiwa & Kesehatan Global Bakal Tembus US$173,74 Miliar pada 2023

Nijhawan maupun Agarwal kini menyoroti pergeseran tren industri reasuransi. Agarwal mengatakan bahwa prioritas industri saat ini bergeser ke arah penetapan harga risiko yang tepat. Terdapat perbedaan yang jelas antara risiko yang baik dan risiko yang buruk.

Nijhawan setuju, dengan mengatakan bahwa tergantung pada kinerja portofolio risiko di masa lalu, perusahaan asuransi yang baik akan mendapatkan keuntungan dari penetapan harga dan ketersediaan kapasitas yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan asuransi yang berisiko tinggi.

Agarwal mengatakan bahwa perusahaan asuransi yang telah mengalami tahun-tahun yang buruk dalam hal portofolio yang ditanggungnya sudah mengalami tantangan dari perusahaan reasuransi dalam perpanjangan polis mereka saat ini.

“Tarif mungkin akan naik setinggi 25%-30% dalam kasus mereka. Hal itu dibandingkan dengan pembaruan dengan tarif tetap untuk perusahaan asuransi yang baik dengan portofolio underwritten yang sehat,” katanya.

 

Sektor yang Terdampak

“Asuransi umum akan lebih terdampak oleh pengerasan tarif reasuransi dibandingkan dengan asuransi jiwa,” kata Agarwal. “Hal ini karena sekitar 35% dari portofolio asuransi umum direasuransikan dibandingkan dengan kurang dari 1% dari total premi asuransi jiwa yang dikumpulkan oleh industri,” tuturnya.

Dengan demikian, harga polis asuransi jiwa mungkin tidak terlalu terpengaruh. Bahkan dalam asuransi umum, korporasi diperkirakan akan lebih terdampak daripada individu. Agarwal dari Howden’s mengatakan bahwa asuransi kesehatan dan asuransi kendaraan bermotor merupakan bagian besar dari pasar asuransi umum dan berhubungan dengan ritel.

“Perusahaan asuransi biasanya berhati-hati untuk tidak membuat perubahan dalam harga ritel dan oleh karena itu polis-polis ini mungkin tidak akan mengalami kenaikan premi,” jelasnya. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa cyber mengalami tekanan maksimum yang diikuti oleh tanggung jawab terkait bank mengingat lonjakan serangan cyber dan bencana terkait perbankan baru-baru ini.

|Baca juga: Hardening Market, 2023 Jadi Tahun Terberat Industri Reasuransi

IRDAI, katanya, baru-baru ini juga mengumumkan bahwa premi kebakaran akan naik hingga 30%. “Oleh karena itu, para nasabah institusi mungkin akan melihat tarif polis asuransi mereka naik 17%-30% karena reasuradur mungkin akan menaikkan tarif sebesar 5% hingga 15%,” kata Agarwal.

Asuransi tanaman juga, sebagai segmen yang mengalami tekanan ekstrem dalam pembaruan karena ketidakpastian, namun perusahaan-perusahaan sedang menjajaki model berbasis risiko yang berbeda untuk reasuransi.

“Secara keseluruhan, risiko-risiko yang berhubungan dengan bencana alam mengalami peningkatan sebesar 10%-25%,” ujar Nijhawan.
Agarwal menambahkan, bahwa meskipun tingkat reasuransi jiwa secara keseluruhan telah turun dari lonjakan enam hingga delapan kali lipat yang tidak normal yang disaksikan selama pandemi, tingkat tersebut masih lebih tinggi 25%-30% dari tingkat sebelum pandemi.

Berkurangnya Pertanggungan Risiko

Meskipun Asia mengalami kendala pasokan secara keseluruhan, prospek terhadap India lebih baik daripada benua lainnya. Menurut Nijhawan, perusahaan reasuransi bersedia menyediakan kapasitas untuk India dengan harga dan persyaratan yang tepat. “Mereka sedang menjajaki konsep koridor kerugian yang lebih tinggi, yang merupakan pembagian risiko antara perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi hingga batas keuangan tertentu,” ujarnya.

Reasuradur terus mendukung perjanjian proporsional dan non proporsional di mana mereka mengasuransikan sebagian dari kerugian, katanya. “Jika kerugian penanggung atas keseluruhan porsi yang direasuransikan melebihi batas kerugian yang diharapkan yang telah disepakati, maka reasuradur akan meminta penanggung untuk menanggung sebagian dari kerugian yang melebihi batas tersebut,” pungkasnya.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Menkeu-Gubernur Bank Sentral ASEAN Lakukan Pertemuan di Bali, Ini yang Dibahas
Next Post Pemegang Saham SVB dan Signature Bank Dilindungi oleh Asuransi D&O

Member Login

or