1
1

Tekan Emisi Karbon, PLN Resmikan Hydrogen Refuelling Station Pertama di Indonesia

PLN resmikan Hydrogen Refuelling Station pertama di Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Benyamin D Hana

Media Asuransi, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) meresmikan Hydrogen Refuelling Station (HRS) pertama di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta. Langkah ini menegaskan peran penting PLN dalam transisi energi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan perkembangan transportasi hijau sangat pesat. Salah satunya adalah transportasi berbasis kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).

“Kita melihat perkembangan teknologi transportasi hijau berkembang sangat pesat. Salah satunya adalah bagaimana transportasi berbasis pada electric vehicle berkembang sangat pesat dan PLN mendukung transformasi green transportation yang berbasis pada EV end to end,” ujar Darmawan, Rabu, 21 Februari 2024.

Green hydrogen siap dukung green transportation transformation

Selain itu, Darmawan menjelaskan, green hydrogen sudah sangat siap dalam mendukung green transportation transformation yang berbasis EV maupun fuel cell. “Kita sudah bangun sistem electric vehicle digital services dari home charging services, SPKLU, kemudian bagaimana kita melakukan simulasi kebijakannya,” ucapnya.

|Baca juga: Pemilu Lebih Cepat Rampung, Mirae Asset: Iklim Investasi Indonesia Kian Positif

“Kita mendukung operasionalisasinya, kita mendukung tetapi one-size-fits all. Ternyata bukan di situ penekananya tetapi ada lagi teknologi yaitu green hydrogen. Menggunakan fuel cell dan PLN siap mendukung green transportation transformation baik itu EV maupun fuel cell,” tambah Darmawan.

Lebih lanjut, Darmawan menegaskan, penggunaan kendaraan green hydrogen dapat membantu menekan angka emisi. Langkah bersama untuk menekan terjadinya perubahan iklim sangat penting guna memastikan pembangunan berkelanjutan di masa mendatang.

|Baca juga: 3 Faktor Ini Buat Bos OJK Pede Sebut Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Positif

“Kalau ini emisinya sudah nol karena menggunakan green hydrogen. Jadi kesimpulannya adalah energi impor bergeser menjadi energi domestik, energi mahal menjadi murah, dan energi dengan emisi gas rumah kaca tinggi menjadi emisi gas rumah kaca yang sangat rendah,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Cenderung Sideways, Harga Bitcoin Diperkirakan Uji Level US$52.500
Next Post OJK Bekukan Pendaftaraan Akuntan Publik Madelih Kurniawan, 2 Hal Ini Penyebabnya

Member Login

or