1
1

Tekanan Pasar Saham Diperkirakan Kian Mereda

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan pada pasar saham, tekanan diprediksi semakin mereda setelah tensi perang tarif tidak ada dinamika yang berarti paska Trump mengumumkan penundaan tarif selama 90 hari.

Pasar masih berpotensi menguat secara teknikal sehingga investor masih dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham big-cap dengan valuasi undervalued,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 6 Mei 2025.

Sedangkan pada obligasi, gerak pasar SBN diprediksi masih sanggup menguat terbatas namun masih akan dibayangi beberapa isu seperti volatilitas rupiah. Tren bullish dapat dimanfaatkan investor untuk akumulasi seri-seri SBN. Yield SBN 10 tahun berpotensi kembali ke level di bawah 6,9%.”

|Baca juga: Rajin Berinvestasi, Komika Yudha Keling: Saya Ingin Anak Saya Tidak Jadi Sandwich Generation!

Dalam sepekan ke depan, pasar akan wait & see rilis data domestik seperti PDB Indonesia Q1 sedangkan dari global akan rilis data FFR.

Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +2,05% ke level 6.815,73 dipicu oleh menguatnya mayoritas indeks sektoral dan saham big banks. Kemudian, investor asing melakukan aksi beli bersih hingga Rp118,43 miliar dalam sepekan. Dari sisi saham, top leader IHSG yakni BBCA (+4,36%), BBRI (+3,74%) dan TPIA (+10,90%).

Dari sentimen domestik, pelaku pasar bersikap wait and see terhadap hasil pertemuan BPI Danantara dan BUMN bersama dengan Presiden Prabowo Subianto. Pelaku pasar berharap hasil acara pada pekan kemarin memberikan dampak signifikan bagi perekonomian dalam negeri, di saat ketidakpastian global masih mengkhawatirkan.

 |Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Menguat

Dari China, PMI Manufaktur NBS China turun menjadi 49,0 poin, menandai kontraksi pertama dalam aktivitas pabrik sejak awal tahun, meskipun ada langkah-langkah stimulus oleh Pemerintah China yang ditujukan untuk mendukung pemulihan ekonomi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak dari kebuntuan tarif China-AS yang sedang berlangsung.

Dari AS, tingkat pengangguran berada di angka 4,2%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Jumlah pengangguran meningkat sebanyak 82.000 menjadi 7,16 juta, sementara lapangan kerja bertambah 436.000 menjadi 163,94 juta.

Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup menguat. Infovesta Gov. Bond Index naik tipis +0,31% ke level 10.690,24. Pergerakan Yield SBN 10-tahun bergerak bullish yakni sebesar -6,11bps WoW ke level 6,91%.

Dari domestik, tingkat inflasi tahunan Indonesia naik menjadi 1,95% YoY, didorong oleh pengeluaran selama perayaan Idul Fitri. Meskipun meningkat, inflasi masih dalam kisaran target bank sentral sebesar 1,5% hingga 3,5%. Tetapi, secara bulanan mengalami perlambatan sebesar 1,17% MoM jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Layanan Transfer Antarbank RTOL via JakOne Mobile Kembali Dapat Digunakan
Next Post Industri Asuransi Jiwa Disarankan Terapkan 3 Langkah Ini untuk Hadapi Ketidakpastian Global

Member Login

or