1
1

Tekanan terhadap Rupiah Diperkirakan masih Akan Tinggi

ilustrasi pasar uang internasional. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas memperkirakan risiko ke depan masih sangat tinggi. Tekanan pada nilai tukar rupiah dinilai masih akan tinggi yang dipengaruhi oleh faktor sentimen dan fundamental.

Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – August’s FX reserves: Sufficient to ensure stability, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan cadangan devisa Indonesia sedikit menurun menjadi US$137,1 miliar pada akhir Agustus, dari US$137,7 miliar pada bulan Juli.

Menurutnya, penurunan ini terutama disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan valas untuk stabilisasi nilai tukar rupiah karena peningkatan ketidakpastian dan volatilitas pasar global.

|Baca juga: Rupiah Diperkirakan Masih Tertekan Data Klaim Tenaga Kerja AS

“Secara keseluruhan, kami percaya bahwa cadangan devisa asing Indonesia saat ini masih mencukupi untuk mengatasi volatilitas lebih lanjut, terutama mengingat tren penguatan US$.”

Namun demikian, dia memperkirakan risiko ke depan masih sangat tinggi. Dia menjelaskan tekanan pada nilai tukar rupiah masih akan tinggi, dipengaruhi oleh faktor sentimen dan fundamental. Sentimen risiko-off masih berdampak negatif pada pasar negara berkembang, terutama karena kebijakan ketat moneter Amerika Serikat dan memburuknya kondisi ekonomi di China.

“Selain ketidakpastian seputar ekonomi global, kami menilai bahwa kondisi keseimbangan eksternal Indonesia cenderung melemah, yang juga merupakan risiko signifikan bagi stabilitas Rupiah secara fundamental.”

Meskipun cadangan devisa asing Indonesia masih mencukupi, jelasnya, BI dan pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi volatilitas Rupiah di masa depan. Perkembangan kebijakan terbaru adalah pembentukan Satuan Tugas Khusus yang bertujuan untuk memperluas penggunaan transaksi dalam mata uang lokal di Indonesia dengan negara-negara mitra dagang, menunjukkan upaya kolaboratif untuk mengurangi ketergantungan pada USD dan meningkatkan stabilitas mata uang.

“Kami percaya salah satu manfaat utamanya adalah mengurangi ketergantungan berlebihan pada USD dalam transaksi internasional.”

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Dorong Ekosistem Haji dan Umrah, BSI dan Garuda Indonesia Hadirkan Program Menarik
Next Post FIFGROUP Ambil Bagian Dalam Festival Kota Lama Semarang 2023

Member Login

or