Media Asuransi – PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) direncanakan akan melakukan refinancing atas utang yang jatuh tempo pada 10 Agustus 2022 senilai US$250 juta dengan menerbitkan surat utang global (global bond) maksimal senilai US$270 juta.
Manajemen GJTL mengatakan aksi korporasi perseroan terlebih dahulu akan mempertimbangkan atas kepastian mengenai suku bunga akan ditentukan saat book building penerbitan surat utang baru tersebut. Selain itu, Perseroan juga akan mempertimbangkan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar.
Manajemen GJTL menerangkan perseroan juga wajib mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham karena aksi korporasi GJTL termasuk dalam transaksi material dan mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
“Perseroan sudah menjadwalkan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 15 Maret 2021, karena rencana ini juga wajib melewati persetujuan pemegang saham, lantaran termasuk transaksi material,” kata manajemen Gajah Tunggal dalam keterangan resminya, dikutip Media Asuransi di Jakarta, Selasa, 9 Februari 2021.
Baca Juga:
- MSIN Incar Pendapatan US$1,49 Juta dari Unit Usaha Baru
- Erdikha Sekuritas: IHSG Konsolidasi Cenderung Menguat
- Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Menguji Level 6.225
- Holding Ultra Mikro, Pemerintah Lebur Pegadaian, PNM, dan BRI
Menurut Manajemen GJTL, dalam penerbitan global bond ini masuk dalam nilai penerbitan surat utang baru yang setara Rp4 triliun, hal ini mencerminkan 64,82 persen dari ekuitas perseroan per 30 September 2020. Sehingga penerbitan surat utang baru akan membuat posisi likuiditas perusahaan lebih bagus, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
“Dari sisi likuiditas sangat bagus, mengingat surat utang baru ini akan memperpanjang jatuh tempo kewajiban perseroan dari jangka pendek menjadi jangka panjang,” jelasnya.
Menurut catatan, kewajiban senior secure notes senilai US$250 juta merupakan hasil penerbitan Gajah Tunggal pada 10 Agustus 2017 dan kemudian telah diubah berdasarkan first supplemental indenture pada 8 Januari 2019 sehingga surat utang ini memiliki tingkat bunga 8,375 persen.
Dalam pelaporan sebelumnya, investor Lo Kheng Hong telah meningkatkan kepemilikan sahamnya pada Gajah Tunggal menjadi 5,06 persen atau setara 176,48 juta saham dari sebelumnya yang sebesar 4,27 persen. Transaksi pembelian saham Gajah Tunggal dilakukan pada 30 Desember 2020 dan 4 Januari 2021 dengan menambah kepemilikan sahamnya sebanyak 27,61 juta saham dengan harga berkisar Rp650-Rp680 per saham. Dengan demikian, nilai pembelian saham secara keseluruhan mencapai Rp18,1 miliar. One
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News