Media Asuransi, JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang merebak sejak 2019 telah merontokkan pasar modal di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Angka kematian korban akibat Covid-19 yang semakin bertambah semakin meningkatkan kekhawatiran para investor, sehingga mereka mengalihkan dananya dari investasi berisiko ke investasi yang lebih aman.
Akibatnya, investasi obligasi dan saham mengalami koreksi. bursa-bursa saham dunia banyak yang mengalami pelemahan dan harga-harga saham anjlok.
Kondisi volatile di bursa saham dunia juga terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Apakah Anda termasuk investor pasar modal yang merasakan volatile pasar saat ini? Jika ya, simak tips penting berinvestasi berikut yang bisa kamu terapkan selama wabah virus corona berlangsung.
Baca juga: Token Kripto Anang Hermansyah Dilarang Bappebti
Tips berinvestasi saat wabah virus corona:
1. Periksa profil risiko sebelum mengambil keputusan investasi
Meski pasar modal sangat volatile dan telah turun tajam sejak awal tahun, namun tetaplah tenang dalam mengambil keputusan investasi dan jangan melakukan penjualan karena panik, atau panic selling. Sebelum mengambil keputusan akan menjual investasi Anda, pertama-tama Anda perlu memeriksa lagi profil risiko diri sendiri. Jika kerugian yang Anda hadapi lebih dari batas toleransi yang bisa diterima, maka Anda dapat menjual sebagian atau seluruh investasimu pada posisi rugi untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Strategi ini disebut juga cut loss.
Namun, jika kerugian yang dihadapi saat ini masih bisa ditolerir, Anda dapat memperpanjang jangka waktu investasi, misalnya dari yang tadinya setahun, menjadi lebih panjang. Karena investasi pasar modal adalah untuk jangka panjang Sehingga, keuntungan yang optimal dapat terlihat jika waktu investasi bersifat jangka panjang.
Hal ini sesuai dengan petuah miliarder dunia Warren Buffett dalam berbagai buku dan wawancara, salah satunya dengan CNBC pada Maret 2020 lalu. Menurut Buffett, dalam berinvestasi pada saham, itu artinya kita membeli suatu bisnis untuk 20 tahun atau 30 tahun. Kita membeli perusahaan tersebut seluruhnya beserta bagian-bagiannya, dan jangka waktu investasi kita untuk jangka panjang tidak akan berubah hanya karena virus corona.
2. Saat yang tepat untuk berinvestasi
Setiap saat adalah saat yang tepat untuk berinvestasi, karena Anda tidak pernah tahu kondisi pasar modal ke depannya. Contohnya tidak ada yang tahu bahwa tahun ini ada pandemi corona yang mampu meluluhlantahkan pasar modal, padahal kita tahu di akhir 2019, saham dan sbligasi ditutup dengan hasil yang memuaskan.
Menurut dia, saat harga saham anjlok, justru ini waktu yang tepat untuk membeli saham. Sebab, saat ini saham-saham bagus yang tadinya harganya mahal, sekarang sedang ‘diskon’ dibandingkan dengan harga sebelum virus corona merebak. Saat pasar sedang lesu begini, Anda pun jadi punya banyak waktu untuk mengamati saham-saham yang secara fundamental bagus.
Tetapi, ketika Anda memutuskan akan berinvestasi, jangan lakukan investasi secara sekaligus. Mengingat pandemi Covid-19 belum usai, maka pasar masih akan volatile. Jadi, berinvestasilah secara bertahap untuk mendapatkan hasil lebih maksimal.
3. Berinvestasi dengan dana yang telah disiapkan
Berinvestasilah sesuai tujuan investasi. Alokasikan dana khusus untuk berinvestasi. Jika Anda ingin mencari momen investasi di saham pada saat kondisi volatile seperti saat ini Goklas Tambunan, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI turut mengutarakan tips yang tak kalah penting. Di tengah situasi ekonomi sedang tak menentu sekarang ini, jika Anda mau masuk ke pasar saham, pakailah dana lebih (excess fund) yang memang ditujukan untuk investasi. Jangan gunakan dana untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, atau dana darurat untuk membeli saham.
Baca juga: Moody’s Tarik Peringkat Buana Lintas Lautan (BULL)
4. Lakukan diversifikasi investasi
Kondisi pasar modal saat ini merupakan kesempatan yang bagus untuk melakukan diversifikasi investasi. Jika sebelumnya Anda termasuk agresif berinvestasi di pasar saham, maka sekarang bisa membeli juga produk-produk investasi dengan risiko moderat seperti obligasi pemerintah atau produk investasi dengan risiko konservatif seperti deposito dan surat utang pemerintah. Begitu juga sebaliknya Anda yang telah memiliki obligasi dapat mencoba melihat investasi di saham. Diversifikasi aset dapat mengoptimalkan hasil. Namun tetap sesuaikan dengan profil risiko masing-masing dalam memilih instrumen investasi.
5. Jangan tutup polis asuransi
Tak kalah pentingnya jika Anda berinvestasi di produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi, alias unitlink, maka berusahalah untuk tidak menutup polis asuransi unitlink tersebut. Di saat kondisi pasar modal yang volatile dan perekonomian yang sedang melambat seperti ini, serta situasi yang penuh ketidakpastian maka memiliki asuransi sebagai proteksi merupakan pilihan yang tepat. Jika Anda atau keluarga mengalami suatu risiko, maka dengan memiliki asuransi, Anda bisa meminimalkanr hilangnya dana pribadi dan tetap tenang. Karena, perusahaan asuransi yang akan membayar klaim atas risiko tersebut.
Sebagai perusahaan asuransi terpercaya, PT Asuransi Allianz Life Indonesia senantiasa menerapkan protokol perusahaan dalam menghadapi berbagai kondisi ekonomi, termasuk dalam mengantisipasi pelemahan pasar modal seperti sekarang ini.
Ini alasan mengapa Anda bisa tetap tenang
Di tengah pelemahan bursa dan perekonomian nasional akibat Covid-19, pemerintah, OJK, BI dan BEI mengambil sejumlah langkah antisipasi. Hal ini bertujuan mencegah dampak yang lebih buruk. Selain itu, berkaca pada sejarah, badai pasar modal akibat penyakit pasti berlalu. Simak beberapa alasan mengapa Anda dapat tetap tenang di tengah situasi ini.
1. Pemerintah telah mengeluarkan 3 pake stimulus
Stimulus 1 lebih fokus ke pariwisata, stimulus 2 fokus ke pemotongan pajak perusahaan dan stimulus ketiga pemerintah memberikan stimulus Rp405,1 triliun sebagai upaya meminimalkan dampak wabah corona (Covid-19) terhadap perekonomian pemerintah menaikkan target defisit anggaran menjadi 5,07% dari PDB dengan dikeluarkannya undang-undang darurat (Perppu) tentang keuangan negara untuk memerangi wabah virus corona. Relaksasi anggaran akan berlanjut untuk 2021/22 sebelum kembali ke batas 3% pada 2023.
2. BEI mengeluarkan aturan baru seputar trading halt dan auto rejection
Untuk mencegah penurunan harga saham dan penurunan IHSG yang lebih tajam lagi, pada Maret 2020 lalu BEI telah mengeluarkan dua aturan baru yang mengatur penghentian sementara transaksi (trading halt) dan perubahan penolakan otomatis (auto rejection). Dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah untuk berkegiatan di rumah, BEI juga menerapkan perubahan waktu transaksi.
3. BI menurunkan suku bunga
Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,5% untuk mengantisipasi dampak negatif Covid-19. Dengan penurunan suku bunga BI, maka diharapkan suku bunga pinjaman perbankan juga akan menurun, sehingga masyarakat mendapat keringanan dalam mencicil kredit.
4. Historis kondisi pasar saham global setelah wabah penyakit usai
Penyakit SARS yang mewabah pada tahun 2003 juga sempat meruntuhkan berbagai pasar modal di dunia. Di Asia Pasifik, indeks saham sempat turun 5.5%. Namun, tiga bulan setelah wabah tersebut usai, indeks saham Asia Pasifik melambung hingga 35%. Walaupun tidak dapat menjadi jaminan bahwa hal ini akan terjadi kembali dalam kondisi corona saat ini.
Dengan membaca tips penting berinvestasi saat wabah virus corona di atas, semoga kini Anda dapat lebih tenang dan mengambil keputusan yang tepat. Tetap semangat dan sehat selalu. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News